Amanjiwo Resort: Tak Ada Papan Penunjuk Arah karena Amanjiwo Adalah Rumah Kami

HOME LIVING | 8 November 2016 | 11:40 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Amanjiwo Resort terletak di salah satu area terindah di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dengan keajaiban dunia sebagai tetangganya. Barisan bukit Menoreh yang kokoh seolah menjadi tembok penjaga halaman belakang dari kompleks bangunan hotel berbentuk setengah lingkaran ini.

Kota Magelang bisa dicapai dengan berkendara selama kurang lebih satu setengah jam dari kota Yogyakarta. Di sanalah Amanjiwo berada. Sebuah resort dengan nama besar yang sudah terkenal di dunia.

Biarpun demikian, tidak ada penunjuk arah sedikit pun tentang keberadaan resort ini di sepanjang perjalanan. Patokan yang bisa kita gunakan adalah keberadaan candi Budha terbesar di dunia, Borobudur. Tentu tidak sulit untuk menemukan lokasi situs bersejarah yang menjadi objek wisata terkenal ini.

Pencarian lokasi Amanjiwo berlanjut ketika kita sudah mencapai pintu masuk Borobudur. Dari situ, kita bisa bertanya kepada warga sekitar yang pasti dengan ramah menunjukkannya.

Cara tadi tentu tidak dialami oleh para tamu yang sudah melakukan pemesanan ketika hendak menginap. Mereka akan dijemput setibanya di bandara Adisucipto Jogjakarta, dan diantar ke “rumah sahabat”.

“Amanjiwo adalah rumah bagi kami. Kami tinggal di sini, dan seperti yang Anda lakukan di rumah, tentu kami akan menyambut setiap tamu yang berkunjung ke rumah kami,” buka Mark Swinton, General Manajer dari Amanjiwo.

“Pastinya Anda tidak akan menemukan papan penunjuk arah untuk sebuah rumah bukan?” tambahnya. Pendekatan semacam itu membuat suasana residensial sangat kental terasa di tempat ini. Di sini bukan sebuah hal yang aneh bila Mark, selaku General Manager, menyambut sendiri tamu yang datang ke “rumahnya”.

Bangunan utamanya berbentuk lingkaran dan terbuat dari batu paras Joga. Bentuk khas yang akan  mengingatkan Anda akan Amanjiwo adalah bentuk stupa di atap bangunan ini.

Stupa berwarna Hitam yang terbuat dari batu Merapi (Merapi Lava Stone). Bila cuaca tepat, kita bisa mendapati view menarik dari bagian depan bangunan utama. Candi Borubudur di kejauhan yang dibingkai oleh lorong bangunan utama dengan stupa di atasnya. Sekilas terlihat mirip.

Amanjiwo juga dilengkapi dengan perpustakaan yang luas dengan banyak bukaan di dindingnya. Bersama dengan toko cinderamata, galeri seni, restoran dan bar, perpustakaan ini berada di bangunan utama yang dikelilingi 35 kamar yang menyebar membentuk setengah lingkaran.

Amanjiwo yang berarti “jiwa yang damai”, dibuka pada Oktober 1997. Arsiteknya adalah seorang pria berkebangsaan Amerika bernama Edward Tuttle, atau biasa dikenal dengan Ed Tuttel. Ia adalah arsitek dibalik banyak bangunan hotel-hotel terkenal, termasuk grup Amanresort, pemilik Amanjiwo.

Ciri yang selalu melekat pada karyanya adalah kontekstual dengan lokasi. Tuttle selalu mengambil budaya setempat sebagai pendekatan desainnya.tidak hanya dari segi bentuk, ia juga memiliki kepekaan terhadap lingkungan.

Dengan bijak ia menggunakan material lokal sehingga tercipta harmoni yang pas. Sebuah karya bangunan bercirikan budaya lokal dengan material setempat.  

 

HOMELIVINGINDONESIA.COM

Penulis : HOME LIVING
Editor: HOME LIVING
Berita Terkait