Ol'au Palau: Inisiatif Pariwisata Pertama di Dunia Yang Memberikan Imbalan Kepada Pariwisata Berkelanjutan

tabloidbintang.com | 13 April 2022 | 21:15 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sektor pariwisata di Republik Palau, yang terletak di barat laut Pasifik, hari ini mengumumkan Ol'au Palau: model baru pariwisata bertanggung jawab yang bertujuan untuk mengubah cara orang berinteraksi dengan lingkungan asli negara itu dan budaya lokal.

Pra-Covid19, pariwisata menyumbang 85% dari PDB Palau, tetapi ketika perjalanan internasional runtuh pada tahun 2020, negara itu dilanda pandemi tanpa ada pengunjung yang melakukan perjalanan ke negara pulau itu selama hampir dua tahun. Ol'au Palau bertujuan membantu negara itu bangkit kembali dari pandemi dan membangun kembali sektor pariwisatanya secara berkelanjutan, dengan memberikan imbalan kepada para pengunjung atas perlindungan dan pelestarian Palau secara terukur selama mereka tinggal.

Ol'au Palau diluncurkan oleh sektor pariwisata Palau sebagai tanggapan atas penelitian pasar global baru yang mengungkapkan lebih dari tiga perempat orang (77%) mengakui bahwa Covid-19 membuat mereka lebih menyadari betapa merusaknya perilaku mereka terhadap lingkungan, dengan 72% ingin melakukan perjalanan ke destinasi liburan yang berkelanjutan.

Dalam bahasa lokal, Palauan, “Ol'au” adalah cara memanggil seorang teman untuk mengundang mereka ke tempat Anda. Prinsip ini adalah dasar bagi inisiatif baru yang menciptakan jenis pertukaran nilai pariwisata yang berbeda di mana pengunjung dapat mengumpulkan poin untuk menunjukkan perilaku yang bertanggung jawab dan regeneratif selama mereka tinggal. Sebagai imbalannya, mereka dapat menggunakan poin-poin itu untuk membuka akses ke pengalaman unik yang ditawarkan Palau. Pengalaman ini tidak akan tersedia bagi pengunjung yang tidak berpartisipasi atau yang tidak mengumpulkan cukup poin selama mereka tinggal.

Penelitian baru ini juga mengungkapkan lebih dari 90% orang ingin merasakan lingkungan alam dan budaya suatu destinasi dan belajar bagaimana melestarikan dan melindunginya selama mereka tinggal. Selain itu, 87% mengatakan bahwa mereka akan membelanjakan lebih banyak uang untuk liburan di destinasi yang memiliki lingkungan dan budaya yang masih asli dan terlindungi.

Selain itu, 89% orang akan lebih tertarik mengunjungi suatu negara yang mempunyai jenis program imbalan ini, dan dengan berpartisipasi akan membuat mereka merasa senang dengan liburan mereka; dan 85% mengatakan ide ini akan membuat mereka cenderung lebih berperilaku positif ketika mereka mengunjungi suatu negara.

Dengan sentimen positif yang kuat terhadap perjalanan yang berkelanjutan, Ol'au Palau berada di posisi yang tepat untuk membantu memimpin dunia menuju era baru pariwisata regeneratif.

Para pengunjung Palau akan segera dapat mengumpulkan poin di aplikasi Ol'au Palau dengan melakukan hal-hal seperti mengimbangi jejak karbon mereka dengan menggunakan kalkulator karbon pribadi pertama di dunia Palau, menggunakan tabir surya yang aman bagi terumbu karang, mendukung bisnis yang mengurangi dampaknya terhadap lingkungan dan budaya, mengunjungi lokasi wisata yang memiliki nilai budaya penting, makan makanan lokal yang bersumber berkelanjutan, berpartisipasi dalam proyek pariwisata regeneratif; menghindari plastik sekali pakai, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang keanekaragaman hayati dan budaya Palau dengan benar.

Dengan dampak negatif lingkungan dan budaya dari pariwisata yang menjadi perhatian dunia, Palau berharap program baru, yang diinformasikan oleh penelitian global, akan menjadi model bagi negara-negara dan destinasi-destinasi lain untuk diikuti.

“Industri pariwisata Palau sangat terpukul oleh pandemi tanpa adanya pengunjung yang masuk ke Palau selama hampir dua tahun. Terlepas dari dampak ekonomi, sektor pariwisata Palau bertekad untuk tetap berpegang pada strategi ekowisata bernilai tinggi dan menemukan cara untuk bangkit kembali secara berkelanjutan dari pandemi,” kata Alan T. Marbou, Anggota Dewan, Otoritas Pengunjung Palau dan mantan Juru Bicara Pemerintah Negara Bagian Koror.

“Dengan meluncurkan Ol'au Palau, kami dapat memberikan imbalan kepada para tamu kami yang paling bertanggung jawab dan melindungi aset pariwisata kami yang paling berharga, lingkungan yang masih asli dan budaya yang unik kami. Pandemi telah memberikan kepada planet kita sesuatu yang menyadarkan kita yang sangat dibutuhkan dan kesempatan untuk melihat apa yang mungkin terjadi ketika alam memiliki kesempatan untuk menyeimbangkan kembali dirinya sendiri. Kami berharap Ol'au Palau akan membuat lebih banyak destinasi memikirkan biaya sebenarnya dari pariwisata dan memikirkan kembali kepada siapa imbalan diberikan dengan pengalaman terbaik mereka.”

“Kami tahu dari penelitian sebelumnya bahwa ekowisatawan tinggal lebih lama di suatu destinasi dan membelanjakan uang lebih dari 50% lebih banyak dibandingkan dengan wisatawan biasa, jadi masuk akal bagi Palau untuk menarik dan memberikan imbalan kepada para pengunjung yang berpikiran sama,” kata Merkii Basilius, Country Manager, pemilik toko duty free (bebas bea) Traveler Palau.

Ol'au Palau adalah yang paling mutakhir dalam sejarah Palau berkenaan dengan inisiatif perlindungan alam dan pelestarian budaya pertama di dunia. Palau adalah rumah bagi tempat perlindungan ikan hiu pertama di dunia, konstitusi bebas nuklir pertama, dan Palau adalah yang pertama yang menciptakan suaka margasatwa laut yang sepenuhnya melindungi 100% perairan teritorialnya dari penangkapan ikan komersial.

Pada tahun 2017, Palau juga meluncurkan Palau Pledge (Ikrar Palau): undang-undang imigrasi pertama di dunia yang mewajibkan semua pengunjung untuk menandatangani ikrar lingkungan wajib kepada anak-anak Palau yang dicap di paspor pengunjung pada saat kedatangan. Ikrar Palau (The Palau Pledge) mendidik pengunjung tentang dampak potensial mereka terhadap lingkungan dan budaya Palau dan memberi mereka garis panduan untuk diikuti untuk membantu mereka menepati janji mereka selama mereka tinggal. Pada tahun 2018 Ikrar Palau menjadi kampanye komunikasi yang paling banyak mendapat penghargaan di dunia dan sejak saat itu telah ditiru oleh negara-negara dan destinasi-destinasi lain termasuk Selandia Baru, Hawaii, dan Finlandia.
 

Penulis : tabloidbintang.com
Editor: tabloidbintang.com
Berita Terkait