Penelitian di Inggris Mengungkap Fakta Baru Soal Vape

Ari Kurniawan | 27 September 2019 | 09:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sebuah penelitian di Inggris menyebut vape mampu mengurangi dan bahkan meninggalkan kebiasaan merokok. Temuan tersebut merupakan hasil riset panjang yang dilakukan Action on Smoking and Health (ASH), dirilis pada 24 September lalu.

Data ASH mengungkapkan di 2019 sekitar 3,6 juta orang di Inggris merupakan pengguna vape, sementara berdasarkan data kantor pusat statistik nasional, terdapat sekitar 7,2 juta perokok di Negara tersebut pada tahun 2018. 

Dari total pengguna vape atau biasa diartikan rokok elektrik, sebanyak 54,1 persen di antaranya adalah mantan perokok, dengan alasan utama menggunakan vape adalah untuk membantu berhenti merokok (31 persen).  Diikuti dengan alasan mencegah kambuhnya keinginan merokok (20 persen). Hanya 0,8 persen dari yang tidak pernah merokok namun menjadi vapers saat ini. 

”Survei ASH Smokefree GB (Great Britain) adalah survei penggunaan e-cig (vape) terpanjang yang berjalan. Memberikan bukti paling mutakhir yang tersedia tentang bagaimana vaping berkembang di Inggris,” ungkap Ann McNeill, Profesor Kecanduan Tembakau di King's College London, dalam siaran pers yang dipublikasikan melalui situs resmi ASH. 

Porsi mantan perokok yang hijrah menjadi vapers (sebutan pengguna vape) sebanyak lebih dari setengah total vapers pada 2019 itu jauh meningkat dibandingkan 2014. ”Hanya sepertiga di tahun 2014,” tuturnya. 

Namun, menurutnya, hal terpenting adalah bahwa semua vapers berhasil berhenti merokok sepenuhnya. ”Karena jika tidak, mereka masih memaparkan diri pada risiko penyakit serius dan kecacatan yang disebabkan oleh merokok,” ulasnya. 

Diakui McNeill, Vaping tidak bebas dari risiko. ”Tetapi jauh lebih kecil risikonya dibandingkan merokok, yang membunuh hampir 100 ribu orang per tahun di Inggris,” ujar McNeill yang juga penulis utama ulasan ‘Bukti independen e-rokok untuk Kesehatan Masyarakat Inggris’ itu.

ASH sebagai badan amal kesehatan yang bekerja untuk menghilangkan bahaya disebabkan penggunaan tembakau dengan sumber dana dari Cancer Research UK dan British Heart Foundation itu juga meriset beragam alasan meninggalkan rokok dan beralih ke vape.

Di luar dari mantan perokok, sebanyak 39,8 persen, dari vapers di Inggris masih merokok (penggunaan ganda). Alasan utama pengguna ganda ini adalah dalam rangka mengurangi jumlah rokok konvensional yang dihisap (21persen). 

Diikuti dengan tujuan menghemat uang dibandingkan dengan merokok (16 persen), dan untuk membantu mereka berhenti merokok (14 persen).

”Meskipun rokok elektrik sekarang merupakan bantuan berhenti merokok yang paling populer, survei kami menemukan bahwa pada 2019 lebih dari sepertiga perokok masih belum pernah mencoba vaping,” Deborah Arnott, Kepala Eksekutif ASH, menambahkan.

Maka, pada sebuah momen, pihaknya mendorong perokok untuk mencoba vaping. ”Rokok elektrik telah terbukti menjadi bantuan yang sangat efektif bagi perokok yang mencoba berhenti,” ungkapnya.
 

Penulis : Ari Kurniawan
Editor : Ari Kurniawan