Soal Becak, Anies Baswedan Nilai Banyak yang Masih Terjebak Memori Lama

TEMPO | 19 Januari 2018 | 17:20 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Gubernur Anies Baswedan menilai banyak yang masih terjebak memori lama melihat masalah pengoperasian becak di Ibu Kota. "Memorinya masih becak di tahun 70an dan 80an," katanya di Balai Kota Jakarta, Jumat, 19 Januari 2018.

Anies Baswedan mengatakan, pemikiran seperti itu yang menimbulkan sejumlah kritik saat berencana melegalkan kembali becak beroperasi di DKI Jakarta. Salah satu kritik datang dari mantan Gubernur DKI Sutiyoso. Dia menganggap, pelegalan kembali becak akan menyebabkan masuknya tukang becak dari daerah luar Jakarta.

Tapi Anies Baswedan menilai problem itu tidak akan terjadi. Sebab, katanya, becak memiliki pasar yang spesifik dan terbatas, hanya kepada ibu-ibu yang belanja di pasar, anak sekolah dan permintaannya pun hanya di daerah pemukiman. Selain itu, kata Anies, saat ini masyarakat juga sudah punya banyak pilihan moda transportasi, seperti ojek online dan taksi. Jadi permintaan pada moda transportasi becak tidak akan bertambah.

Dengan permintaan terbatas, urbanisasi tukang becak dari daerah dianggap tak mungkin terjadi. "Jadi kalau enggak ada permintaan, maka jumlah becak akan turun," kata dia.

Anies Baswedan berharap masyarakat mau mengubah paradigma soal becak dengan keadaan sekarang. Dia mengklaim saat kebijakan becak sudah ada, maka masyarakat akan merasakan manfaatnya. Anies bahkan mengatakan saat kebijakan soal becak sudah ada, respon masyarakat akan sama seperti saat pemerintah DKI mulai membangun hunian tanpa uang muka, kemarin. Dia mengklaim kebijakan hunian vertikal banyak mendapat tanggapan positif dari masyarakat.

"Semua (awalnya) menganggap itu nggak bisa jalan, tapi ketika ada kebijakan lengkap baru kami umumkan," kata Anies Baswedan soal ribut-ribut rencana legalisasi becak di Ibukota Jakarta.

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor : TEMPO