Najwa Shihab dan Konsekuensi Serius Memandu "Mata Najwa"

Binsar Hutapea | 27 Desember 2014 | 01:13 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Menginjak tahun kesepuluh berkarier, Najwa Shihab (37) mendapatkan tawaran menarik dari televisi tempatnya bekerja: membuat acara bincang-bincang yang menggunakan namanya sebagai judul program.                                             

Najwa menerima tantangan itu, tapi dia sadar ada konsekuensinya. Bila program talk show itu gagal meraih simpati penonton, reputasinya bakal tercoreng. 

"Gambling, sih. Membuat sebuah program yang judulnya mengusung nama host, risikonya acara itu akan melekat pada personal host-nya. Bila acaranya gagal, maka host-nya dianggap gagal. Kalau itu terjadi, maka sia-sialah investasi pekerjaan dan waktu saya selama ini. Tapi kalau acara itu berhasil, maka akan menjadi kesempatan yang luar biasa buat saya," ujarnya. 

Faktanya, sejak meluncur pada 25 November 2009, Mata Najwa—nama program itu—terus menjadi talk show yang diminati penonton. Reputasinya sebagai interviewer yang andal, kritis, dan berani pun terus diperlihatkannya sepanjang memandu Mata Najwa.        

Sepanjang 2014, Mata Najwa tetap menjadi tayangan yang menjadi referensi penonton. Seperti tahun-tahun sebelumnya, program ini terus mengangkat sosok yang menarik. Masih segar dalam ingatan ketika Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini curhat dan menitikkan air mata dalam episode berjudul "Blak-Blakan Dengan Risma" yang tayang Februari lalu. 

"Waktu itu Bu Risma sedang jadi pembicaraan. Sebenarnya dalam waktu yang hampir bersamaan Bu Risma diundang pula ke dua atau tiga televisi lainnya, tapi ia menangis dan curhat di Mata Najwa. Curhat-nya tentang pelacur berusia 60 tahun yang dibayar 1.000-2.000 rupiah oleh anak SD hanya ada di Mata Najwa. Seorang petinggi televisi bahkan pernah dengan sportif mengatakan, di mana-mana (Risma) diwawancara, tapi sensasinya hanya ada di Mata Najwa," tuturnya sembari tersenyum.                                 

Lewat Mata Najwa, wanita yang berulang tahun setiap 16 September ini juga menghadirkan banyak tokoh nasional, seperti Megawati Soekarnoputri dan B.J. Habibie. Jokowi, sebelum menjadi Presiden, juga kerap mampir di program ini. 

"Setahun ini kami banyak mengusung politik karena banyak peristiwa politik seperti pemilihan legislatif dan presiden," katanya. 

(bin/adm)

Penulis : Binsar Hutapea
Editor : Binsar Hutapea