RESENSI FILM Peppermint, Jennifer Garner Cicipi Resep Lama Balas Dendam

Panditio Rayendra | 14 September 2018 | 20:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Seorang ibu akan melakukan apa saja untuk anaknya. Film Peppermint mengisahkan balas dendam Riley North, diperankan Jennifer Garner, setelah anak dan suaminya dieksekusi di depan matanya.

Peppermint dibuka dengan aksi seorang wanita, Riley, yang adu jotos dengan seorang pria sebelum menghabisinya. Film lalu mundur ke tahun 2012. Dikisahkan Riley sebagai working mother pada umumnya, yang berusaha membagi waktu untuk keluarga dan anak. Chris dan Carly, suami dan anak Riley yang berusia 10 tahun, selalu memberi dukungan untuknya. Tersaji potret keluarga harmonis, meski harus struggle dari segi finansial.

Kebahagiaan ini lenyap tatkala Riley menyaksikan Chris dan Carly ditembak berkali-kali di depan matanya. Setelah koma selama sebulan, Riley mampu memberikan kesaksian siapa pembunuh suami dan anaknya. Sayangnya, Riley kalah, bahkan saat di pra-peradilan. Pembunuh bebas, Riley histeris. Riley kabur saat hendak dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, orang-orang yang menembaki suami dan anak Riley dibunuh dengan kejam. Kepolisian Los Angeles dan FBI, menyelidiki kasus ini.

Dari segi cerita, Peppermint nyaris tak ada yang baru. Resep yang dipopulerkan film Death Wish (1974) dipakai film ini. Peppermint di awal cukup menjanjikan. Ikatan emosional Riley dan keluarga, tampak cukup dramatis. Namun begitu masuk masuk sesi balas dendam, tak ada hal baru ditawarkan. Riley yang seorang diri, dengan mudah membunuh puluhan penjahat, baik preman sampai aparat korup.

Jennifer Garner sebenarnya memiliki modal kuat untuk bermain film aksi. Selama lima tahun, ia menjadi pemeran utama di serial Alias. Karakter Sydney Bristow di Alias cukup melekat pada dirinya. Tak sulit baginya menampilkan imej cewek jagoan.

Sayangnya, Peppermint tidak memberikan ruang cukup untuk menggali karakter Riley. Rentang waktu dari tragedi pembunuhan keluarganya sampai dimulainya aksi balas dendam, hanya dijelaskan sekilas. Memang disebutkan ia pernah ikut kompetisi bertarung amatir, tapi bagaimana ia bisa terjun ke sana? Buram. Tidak ada gambaran pasti bagaimana sesosok ibu sekaligus wanita karier tiba-tiba memiliki keahlian khusus seperti memakai senjata dan menjahit luka sendiri.

Peppermint mencoba memberikan plot-twist tentang karakter jahat dengan tujuan membuat penonton bergumam, WHAT?! Tapi jika Anda teliti terungkapnya karakter tersebut tidak nyambung dengan yang ia lakukan di sepanjang film.

Kalau Anda menikmati aksi Ashley Judd di Double Jeopardy, Jennifer Lopez di Enough atau Zoe Saldana di Colombiana, Peppermint is your cup of tea. Penuh adegan dar-der-dor berdarah-darah, nyaris tanpa henti. Seru, namun tanpa kesan mendalam.

(ray/ray)

Penulis : Panditio Rayendra
Editor : Panditio Rayendra