Hari Bumi, Ketahui Prinsip Wisata Alam yang Ramah Lingkungan
TABLOIDBINTANG.COM - TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, Senin 22 April 2019, diperingati sebagai Hari Bumi. Sampai hari ini, planet Bumi yang kita tempati diperkirakan berusia 4,543 miliar tahun. Waktu yang sangat lama dan tentunya wajib dijaga sebagai tempat bernaung umat manusia.
Bumi menyediakan semuanya untuk kita. Udara, air, api, dan tanah, semua bermanfaat. Bumi juga begitu indah dengan alam yang mempesona. Saat berwisata alam misalnya, kita bisa menikmati pemandangan pegunungan, laut, lembah, danau, sungai, dan segala makhluk hidup yang ada di dalamnya.
Anda yang suka wisata alam harus tahu bagaimana cara travelling yang ramah lingkungan. Kepala Kampanye Hutan Global Greenpeace Indonesia, Kiki Taufik meberitahu prinsip bagi para petualang, terutama yang suka menjelajah hutan, menjaga kelestarian alam. "Harus tahu kalau ada yang boleh diambil, yakni foto saja, dan boleh meninggalkan sesuatu, tapi hanya jejak," kata Kiki Taufik di sela acara 'Hutan Bercerita' di Mall Gandaria City, Jakarta, Sabtu 20 April 2019.
Menurut dia, prinsip itu mesti ditanamkan saat bertualang. Musbabnya, ketika seseorang melakukan wisata alam dan terpesona dengan keindahannya, ada kalanya muncul sisi egois yang ingin mengambil dan membawa pulang sesuatu dari alam itu. Padahal dengan membiarkan semua seperti sedia kala saat kita datang, maka kita sudah melestarikan alam.
Satu lagi yang juga penting adalah jangan buang sampah sembarangan sehingga mengotori lingkungan. "Yang perlu disiapkan ketika ingin mengenal hutan adalah pengetahuan. Mengenal itu bukan hanya mendaki gunung lalu masuk hutan," tuturnya.
Edukasi pelestarian alam yang menyeluruh penting ditanamkan sejak kanak-kanak. Dengan begitu, ketika tumbuh dewasa kemudian memiliki hobi bertualang, maka sudah memahami pengetahuan tentang wisata sambil merawat lingkungan. "Perlu juga hutan yang khusus untuk edukasi," katanya.
Dari data yang dihimpun Greenpeace Indonesia, luas hutan di Indonesia terus berkurang. "Sekarang luas hutan di Indonesia, kurang lebih 85 juta hektare. Pada 1990 sampai 2015 hutan kita hilang, luasnya 24 juta hektare," ujarnya.
Pengurangan luas lahan hutan mempengaruhi terhadap iklim menjadi tidak stabil. "Kalau hutan hilang, maka bumi semakin panas. Maka kalau kita tidak menjaganya, nanti generasi selanjutnya tidak bisa melihat hutan," katanya.
-
Gaya Hidup
Jelajah Keindahan Taiwan, Ini 7 Lokasi yang Wajib Dikunjungi
RedaksiSelasa, 20 September 2022 -
Gaya Hidup
Mengenal Budaya dan Mencicipi Kuliner Khas Korea di Annyeong Chukje
RedaksiJumat, 16 September 2022 -
Film Tv Musik
The 5ky SwimPool, Sensasi Berenang Sambil Menikmati View Jakarta dari Ketinggian
RedaksiKamis, 15 September 2022 -
Berita
Jelajah Pulau di Labuan Bajo dengan Kapal Liveaboard Mewah Harga Terjangkau
SupriyantoSenin, 12 September 2022 -
Berita
Nongkrong Asyik di Kilo, Interaksi Pengunjung dan Pihak Restoran Hangat Sekaligus Nyaman
RedaksiJumat, 26 Agustus 2022 -
Gaya Hidup
8 Rekomendasi Makanan yang Wajib Dicoba saat Plesir ke Taiwan
RedaksiJumat, 5 Agustus 2022 -
Gaya Hidup
Gratis! Wisata Halal ke Turki Seminggu Bersama Cheria Holiday
Indra KurniawanRabu, 3 Agustus 2022 -
Berita
Musim Dingin di Cappadocia Bersama Top Model Celina Landari
tabloidbintang.comMinggu, 31 Juli 2022 -
Gaya Hidup
Tips Siapkan Liburan Nyaman nan Hemat ala Tya Ariestya
Vallesca SouisaJumat, 15 Juli 2022