Cari Tahu Keberadaan Guru Toksik Saat Memilih Sekolah untuk Anak

Alam Mary | 12 Mei 2024 | 18:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Musim tahun ajaran baru sudah datang kembali. Para orang tua sudah mulai disibukkan mencari sekolah terbaik untuk buah hati tersayang. Label sekolah berprestasi dan fisik bangunan yang memadai biasanya menjadi beberapa dari sekian banyak faktor pertimbangan. Harapannya, anak bisa memperoleh bekal ilmu pengetahuan dengan lebih optimal.

Satu hal yang sering luput dari perhatian orang tua, yaitu soal keberadaan guru toksik di sekolah yang dituju. Walau hanya segelintir, tapi akan sangat buruk jika yang sedikit itu justru menjadi "rezekinya" anak. Sebagaimana orang tua toksik, teman toksik, rekan kerja toksik, dan lain-lain, guru toksik pun berbahaya. Terutama terhadap kesehatan mental dan atau psikologis anak didiknya yang secara tidak langsung akan berdampak pula pada prestasinya di sekolah.

Jika Anda termasuk yang saat ini sedang mencari sekolah untuk anaknya, bisa sekaligus cari tahu soal kualitas tenaga pendidiknya. Anda bisa bertanya ke lulusan, informasi dari teman, obrolan di kalangan ibu-ibu, atau melakukan penyelidikan langsung dengan mengunjungi sekolah tujuan dan bertanya langsung. Sekolah yang vibes-nya positif pasti akan nyaman saat mendapatkan pertanyaan terbuka.

Tapi penyelidikan mungkin akan sia-sia belaka jika Anda sendiri tidak tahu pasti guru yang seperti apa yang termasuk toksik. Maka berikut ini 6 tanda utamanya agar menjadi perhatian para orang tua terkait kualitas tenaga pendidik, seperti dilansir dari laman ISM (Independent School Management).

1. Guru toksik adalah mereka yang sudah tidak bergairah

Seorang guru yang tidak lagi bersemangat bekerja dengan siswanya termasuk toksik. Bagi mereka, mengajar telah menjadi keputusan bisnis dan bukan keputusan yang berfokus pada siswa dan misi. 

2. Guru toksik adalah mereka yang tidak berpihak pada siswa

Tidak dapat disangkal, bahwa mengajar apalagi mendidik adalah kerja keras yang membutuhkan banyak waktu dan usaha. Maka guru yang tidak bersedia memberikan apa yang menjadi kebutuhan siswanya, hanya menikmati jika siswa berprestasi, sehingga mereka akan terlihat baik, mamun ketika gagal selalu ada alasan menyalahkan siswa, termasuk guru toksik.

3. Guru toksik adalah mereka yang suka menjadi sumber gosip

Gosip-gosip panas tentang sekolah selalu berputar di sekitar guru toksik. Walau cukup sulit membuktikan bahwa guru toksik itu sendiri lah sumber gosip tersebut. Namun ada satu petunjuk kuat. Yakni, gosip-gosip yang beredar selalu membuat guru toksik ini terlihat baik sendirian, sementara yang lainnya buruk.

4. Guru toksik adalah mereka yang tidak terbuka dengan ide-ide baru

Guru toksik akan seperti menerima masukan-masukan, kritik dan saran. Namun pada saat eksekusi, tetap praktik lama yang dijalankan. Ide-ide baru yang dianggap mengganggu akan disingkirkan dan catatan. 

5. Guru toksik adalah mereka yang usahanya paling minimal

Guru toksik akan sekadar mengikuti apa yang tertulis dalam kontraknya, tidak lebih. Lupakan menjadi sukarelawan atau bekerja ekstra ketika siswa atau rekan kerja membutuhkannya.  

6. Guru toksik adalah mereka yang tidak percaya kalau harus melakukan peningkatan kualitas diri

Guru toksik tidak melihat adanya manfaat dalam pengembangan profesional atau mempelajari metode baru dalam pengajaran di kelas. Apa yang dilakukannya sekarang hanya berpegang pada keberhasilannya di masa lalu. Tidak ada ambisi untuk berubah.

Penulis : Alam Mary
Editor: Supriyanto
Berita Terkait