7 Tanda Istri Bersiap Pergi Tinggalkan Suami

Alam Mary | 3 Mei 2024 | 15:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Keputusan bercerai yang datang dari pihak istri hampir pasti tidak datang tiba-tiba. Keputusan biasanya diambil setelah melewati masa-masa pergulatan batin yang cukup panjang. Terutama setelah upaya mencari solusi dari segala permasalahan rumah tangga selalu berujung jalan buntu. Hingga akhirnya eksekusi atau pengajuan gugatan cerai dilakukan tanpa banyak drama dan air mata lagi.

Istri yang melakukan gugatan cerai mungkin terasa mengejutkan bagi banyak orang, termasuk suaminya sendiri. Bisa jadi tidak terpikir kalau istrinya berani melayangkan gugatan cerai. Terlebih jika dirasa tidak ada perkara yang sebegitu meledaknya seperti perselingkuhan atau KDRT. 

Adapun hal yang menjadi alasan hingga seorang istri mengambil sikap yang disebut sebagai "sindrom walkaway wife" adalah perasaan diabaikan, tidak didengarkan, kesendirian, dan tidak terpenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Di mana saat mengalaminya, istri tidak serta merta bisa mengambil suatu sikap, kecuali menumpuk endapan emosinya sedikit demi sedikit. 

Padahal jika mau lebih peka, ada tanda-tandanya, kok dari istri yang sedang "bersiap-siap pergi". Para suami yang tidak mau sampai kecolongan dan tidak sampai terlambat memperbaiki situasi rumah tangganya bisa belajar mengenali tanda-tandanya berikut ini, seperti dilansir dari Your Tango.

1. Emosinya tidak lagi terpancing mendapati kelakuan suami yang biasanya membuat kesal

Ketika istri tidak lagi marah pada hal-hal yang biasanya membuatnya mengomel sepanjang hari, maka suami seharusnya tidak cepat-cepat senang. Tidak lagi marah bukan berarti istri menjadi lebih sabar dan menerima suami apa adanya. Melainkan sudah tidak peduli karena semua perasaan sudah terbuang, termasuk perasaan sakit hati. 

2. Mulai berhenti mengeluhkan perilaku suami yang sebetulnya tidak banyak berubah

Ketika istri tetap beraktivitas seperti biasanya, mandiri mengerjakan ini dan itu, namun tanpa dibarengi keluhah-keluhan yang biasanya meluncur ringan dari bibirnya, bukan karena suami telah berhasil mendidik istrinya menjadi penyabar. Perubahan ini terjadi karena istri sudah tidak berharap lagi akan adanya perubahan pada diri suaminya. Karena istri tahu, mengeluh pun tidak didengar. Jadi untuk apa buang-buang energi lagi? 

3. Secara umum, tidak terlalu suka lagi mengobrol tentang apa pun

Seolah-olah istri menjadi lebih pendiam. Sering keluar rumah, namun saat ditanya tentang harinya, jawabannya akan malas-malasan dan sekadarnya. Kalimat seperti, "Sama saja kayak kemarin" atau "Begitulah", jadi andalan. Tidak nampak antusias menceritakan lebih detail atau membuka diskusi tentang apa yang baru saja dilihat dan dialami. 

4. Jika dulu terlihat hangat dan ceria, belakangan lebih sering menjaga jarak dan dingin

Lebih dari sekadar pendiam, istri yang sedang bersiap-siap pergi akan terasa semakin menjaga jarak dan sikapnya pun dingin. Tidak ada lagi senyuman manis, tawa yang pecah, atau bahkan tangisan haru. Istri masih menjalani tugas dan kewajibannya, masih merawat anak-anak juga, namun tidak lagi sehangat dulu. 

5. Tidak lagi tertarik dengan hubungan intim

Jangankan melakukan hubungan seks, sekadar dipeluk saja istri dalam tahap ini sudah tidak berhasrat. Mungkin suami bisa tetap melancarkan peluk cium, namun tidak akan ada timbal balik atau respons spesial. 

6. Secara umum, tidak lagi tertarik pada hubungan suami-istri itu sendiri

Lebih dari hubungan intim, tentang konsep pasangan suami-istri pun istri sudah tidak antusias. Istri akan lebih sering sendirian menghadiri undangan, menghindari acara yang mengharuskan hadir sebagai pasangan, dan lain-lain. 

7. Mulai terlihat sering memikirkan dirinya sendiri dan urusan-urusannya

Tidak melulu soal pekerjaan, walau bisa jadi itu salah satunya. Istri yang menjadi fokus kepada kariernya atau kembali mencari pekerjaan atau kesibukan jika sebelumnya tidak bekerja. Diam-diam istri sedang menyiapkan kemapanan untuk dirinya sendiri andai nanti berpisah dengan suami.

Bagi suami yang menemukan tanda-tanda tersebut mulai muncul pada diri istrinya, segera ambil langkah yang strategis untuk menyelamatkan pernikahan. Lakukan pendekatan kepada istri secara tulus, ajak bicara istri dari hati ke hati. Minta bantuan ahli seperti konselor atau terapis perkawinan jika merasa bingung atau buntu memulai dari mana. 

Penulis : Alam Mary
Editor: Supriyanto
Berita Terkait