Kisah Cinta Muzdalifah (2): Kontroversi Pernikahan dengan Nassar

- | 4 Juli 2017 | 17:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Setelah suami pertamanya meninggal, Muzdalifah makin dekat dengan Nassar. Namun kedekatan Nassar dan Muzdalifah menimbulkan berbagai gosip tak sedap. Karena gunjingan semakin gencar, Nassar dan Muzdalifah memutuskan menikah.

“Beberapa orang menyarankan agar aku cepat menikahi dia agar orang-orang yang berprasangka buruk tidak banyak omong lagi. Akhirnya pernikahan kami percepat. Lagipula sudah lewat masa idah juga,” ujar Nassar.

Menikahi Muzdalifah dilakukan Nassar demi menjaga nama baik keluarga Muzdalifah. “Bapak ibunya di sini tersohor, dikenal agamis, religius, baik pada masyarakat, dan namanya tidak pernah jelek. Maka itu jangan sampai anaknya Haji Nur (ayah Muzdalifah) jelek. Supaya bagus, nikahi saja, itu saran masyarakat,” bilang Nassar. 

Muzdalifah dan Nassar menikah pada 17 Mei 2012. Pernikahan keduanya digelar di Masjid Raya Al A'zhom, Tangerang. Pedangdut H Rhoma Irama bertindak sebagai saksi pihak mempelai laki-laki sekaligus penasihat pernikahan, sedangkan Ustaz Solmed, yang datang bersama sang istri, Aprilia Jasmine, menjadi saksi pihak mempelai perempuan. 

Pada pernikahan tersebut, Nassar menyerahkan mahar berupa uang sejumlah 79,2 juta rupiah, seperangkat alat salat, dan satu set perhiasan berlian. “Berlian karena dia maunya itu dan dia bilang yang bisa dipakai wanita,” alasan Nassar memberikan mahar berlian. Sebulan kemudian, keduanya menggelar resepsi besar-besaran yang kabarnya menelan biaya sampai 4 miliar. 

Tegas Muzdalifah, ia menikah dengan Nassar tanpa keterpaksaan dan penuh kesadaran. Apalagi keluarga besarnya sangat mendukung. “Daripada mendengar gunjingan orang, lebih baik diresmikan saja. Sebelum menikah kami  ziarah dulu ke makam almarhum suami (Nurman). Alhamdulillah berjalan lancar,” beber Muzdalifah sambil tersenyum.

Pernikahan mereka diyakini Nassar disaksikan Nurman dari alam lain. Pun begitu setelah berumah tangga. Keseharian Nassar, apa yang dilakukan Nassar pada anak-anak, seberapa besar perhatian dan kasih sayang Nassar pada keluarga, mendapat perhatian tersendiri dari Nurman. “Aku lihat almarhum sayang pada anak-anaknya. Apa-apa dituruti. Karena sekarang aku menggantikan almarhum, aku harus lebih baik. Itu beban, tapi itu kewajiban dan tanggung jawab aku,” tegas Nassar.

Pernikahan Nassar- Muzdalifah kemudian menimbulkan pro dan kontra. Nassar, oleh mereka yang kontra, tercitra sebagai laki-laki mata duitan, tidak mau hidup susah, dan yang paling parah dianggap menikah hanya karena harta pasangan. Predikat tersebut semakin kuat karena Nassar tinggal di rumah Muzdalifah yang mirip istana. 

Awalnya, Nassar gerah juga mendengar cibiran, gunjingan, sindiran, dan prasangka negatif orang-orang yang ditujukan padanya. Nassar khawatir, Muzdalifah terpengaruh hingga membatalkan rencana pernikahan. Namun, belakangan Nassar mengaku telah terbiasa dengan omongan negatif orang lain.

Dia tidak mengeluh, tidak pula marah dan kesal, bahkan Nassar selalu tersenyum dan bersyukur kepada Tuhan atas apa yang terjadi. “Omongan orang ada saja yang enggak mengenakkan. Ada yang bilang, Muzdalifah mau saja dengan anak muda, entar juga habis (hartanya). Terserah orang mau ngomong apa. Lagi pula apa juga yang mau dihabiskan? Hartanya? Kalau mau, harusnya dari kemarin-kemarin saja. Terus terang aku tidak punya niat seperti itu. Harta bukan punya kita. Kalau seperti itu, entar di akhirat bisa-bisa aku yang habis,” kilah Nassar.

Satu lagi gunjingan yang sempat membuat kuping Nassar panas. Pernikahannya dengan Muzdalifa dianggap sebagai kedok untuk menutupi orientasi seksual Nassar sebenarnya. Menanggapi gunjingan ini, ternyata Nassar tidak risau. “Aku normal dong menikah dengan wanita. Kecuali aku menikah dengan lelaki, baru enggak normal. Terserah saja orang mau bilang apa. Kalau memang aku pernah seperti itu, silakan buktikan!” tandas Nassar. 

Artikel ini pernah dimuat di Tabloid Bintang Indonesia pada Minggu Keempat Mei 2012

(bin / bin)

Penulis : -
Editor : -