[REVIEW] Satu Amin Dua Iman: Dilema Cinta Beda Agama

Ahmad Haidar (kontributor)    | 19 Juli 2021 | 13:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Seorang wanita berjalan sambil memasang wajah sedih dan putus asa di atap gedung sebuah rumah sakit. Ia berhenti di tepian gedung dan menatap nanar ke bawah. Tiba-tiba sebungkus cokelat disodorkan ke depan wajahnya.

"Menurut survei, cokelat bisa bikin kita bahagia," sahut seorang pemuda yang menawarkan cokelat sebagai penawar kesedihan. Begitulah pertemuan Aisyah (Nikita Willy), seorang calon dokter, dengan Aryan (Aditya Zoni) bermula di serial WeTV Original "Satu Amin Dua Iman". 

Sebetulnya, semasa Aisyah masih sekolah di pesantren, ia pernah bertemu Aryan. Kala itu terjadi kesalahpahaman. Aisyah tak suka pada polah Aryan. Tapi kini beda. Kala ia sedih usai dimarahi habis-habisan Dokter Hanan (Dimas Anggara), residen ketus tempat ia menjalani koas (co-assistant) di rumah sakit, Aryan datang jadi dewa penolong, menghibur hatinya yang sedih dengan sebatang cokelat.

Kita bisa segera menebak, Aisyah membuka hatinya pada Aryan. Mereka dekat. Aryan banyak menghabiskan waktu dengan Aisyah di rumah sakit. Kebetulan, adik Aryan, Ryana tengah dirawat di RS tersebut. Aisyah pula yang bertugas mendampingi Dokter Hanan merawat Ryana. Kedekatan Aisyah dengan Aryan diendus Ryana. Sang adik merestui hubungan kakaknya dengan Aisyah. 

Syahdan, Aisyah dan Aryan jalan berdua menghabiskan waktu bersama. Kemudian suara azan terdengar. Aisyah mengajak Aryan salat di masjid. Aryan menolak. Di situlah ia mengatakan dirinya tak beragama Islam. Aisyah tertegun. Tak menyangka, pria yang mungkin bakal jadi pilihan hatinya ternyata berbeda agama dengannya. 

Cinta Tapi Beda, Sebuah Keniscayaan Kita

Cinta beda agama bukan persoalan asing di negeri semajemuk yang kita tinggali ini. Meski Islam menjadi agama mayoritas, Indonesia juga dihuni berbagai penduduk dari agama lain, entah Kristen Protestan, Katolok, Hindu, Budha, hingga Konghucu. Interaksi sosial di antara penganut agama ini tak mungkin terhindarkan. 

Perkawinan merupakan tahapan penting kehidupan seseorang. Seorang muslim  yang  hidup  di  negara  yang  masyarakatnya  majemuk  seperti  Indonesia hampir dipastikan  sulit  untuk  menghindar  dari  pergaulan  dengan  orang  yang  beda agama.  

Ketertarikan  pria  atau  wanita  muslim dengan  seseorang  berbeda  agama  yang  berujung  pada  perkawinan  hampir  tidak dapat terelakkan. Akan tetapi, tak dapat dipungkiri, perkawinan beda agama masih terbilang tabu. Agama Islam pun melarangnya, dengan sedikit pengecualian yang masih diperdebatkan para ahli fikih. Hukum negara pun setali tiga uang, secara tekstual tak membolehkan kawin campur antar agama. 

Pada titik itu tema ini memang seksi untuk diwacanakan sebagai topik sebuah cerita fiksi. Telah beberapa kali kisah sejenis difilmkan. Dalam 20 tahun terakhir, tema ini telah diangkat antara lain dalam "Cin(T)a" (2009), "3 Hati, 2 Dunia, 1 Cinta" (2010), "Cinta Tapi Beda" (2012), "Assalamualaikum Beijing" (2014) hingga "Ajari Aku Islam" (2019).

"Satu Amin Dua Iman", yang aslinya diangkat dari cerita Wattpad berjudul "Me After You", bukan satu-satunya serial web dari WeTV yang mengangkat tema ini. Sebelumnya, tema serupa disentil pula di serial "Ustad Milenial". 

Seringnya hubungan cinta beda agama diangkat jadi cerita fiksi--entah novel, film, atau serial web--lantaran hal itu merupakan bahan baku cemerlang untuk sebuah kisah dramatis khas Indonesia. 

Dalam hubungan cinta beda agama ada konflik yang menggigit penuh dilema. Di situ, cinta seakan dipertentangkan dengan agama. Ada pula tradisi dan nilai keluarga yang mungkin menentang.

Di "Satu Amin Dua Iman", misalnya, kita diberi latar belakang cerita tentang sosok Aisyah yang sehari-hari berjilbab, menjalani masa sekolah di pesantren, berasal dari keluarga muslim yang taat. Hal ini makin menambah bahan bakar cerita kian terasa dilematis bagi tokohnya. Di saat bersamaan, Dokter Hanan yang semula benci pada Aisyah lambat laun menunjukkan ketertarikan. Aisyah kian dilema untuk menentukan pilihan hatinya: Dokter Hanan yang seiman dengannya atau Aryan yang menarik hatinya duluan. 

Saya menyukai bagaimana Satu Amin Dua Iman "bermain-main" dengan tema ini. Mengangkat cerita soal SARA bukan hal mudah. Bila tak hati-hati bisa tergelincir. Namun, dengan amat baik, sutradara Reka Wijaya menggarap tema ini bukan pada kontroversinya. Ia sadar, hal yang diperlukan adalah bagaimana mengaduk emosi hati tokoh-tokohnya. 

Akhir Cerita Cinta Beda Agama

Cinta beda agama sejatinya urusan hati, bukan persoalan agama. Sebab, kebanyakan agama sudah menggariskan hal itu dalam hukum agama masing-masing. Tinggal setiap individu yang melakoni untuk mengambil keputusan atas hal itu. 

Dalam "Assalamualaikum Beijing" dan "Ajari Aku Islam", salah satu karakter memilih masuk Islam agar bisa bersatu. Sedangkan dalam Cin(T)a dan "3 Hati, 2 Dunia, 1 Cinta" pelaku cinta beda agama memilih berpisah. 

Saya paling terkesan dengan "3 Hati, 2 Dunia, 1 Cinta". Film ini tak mencoba memberi putusan bahwa nikah beda agama dilarang (atau juga dibolehkan). Sebaliknya, film ini menyajikan serangkaian hal untuk direnungkan penonton usai menonton. Misalnya, ada dialog soal persoalan nikah beda agama akan meninggalkan beban psikologis pada pelaku, keluarga, bahkan anak yang mereka lahirkan kelak. Ditanya bagaimana sebaiknya, malah dijawab dengan tawa. 

Kemudian, ada dialog, dari sudut Islam, ada pendapat ulama yang mengatakan nikah beda agama boleh asal prianya Islam. Tapi, dengan bijak, film ini tak menganjurkan mengikuti pendapat ulama yang membolehkan hal itu, melainkan taati agama dengan baik dahulu, baru pahami betul-betul sebelum akhirnya ikut pendapat yang mana.    

Ada adegan menarik di "Satu Amin Dua Iman" yang mengingatkan saya pada kesimpulan akhir film "3 Hati, 2 Dunia, 1 Cinta" di atas. Ketika menunggu Aisyah selesai salat, Aryan didekati seorang pria paruh baya. Pada Aryan, pria itu menasehati, cinta beda agama kelak akan menimbulkan persoalan lebih banyak bila sejoli melangkah ke jenjang pernikahan. Aryan tertegun.   

Penasaran bagaimana cerita ini mengakhiri dilema cinta beda agama. Terus saksikan Serial WeTV Original "Satu Amin Dua Iman" karya persembahan MD Entertaiment yang tayang di platform WeTV setiap Senin dan Selasa pukul 18.00 WIB.

***

 

Penulis : Ahmad Haidar (kontributor)   
Editor : Ahmad Haidar (kontributor)