Beberapa Fakta Seputar Cacar Monyet, Awalnya dari Afrika Tengah

TEMPO | 15 Mei 2019 | 10:50 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Pekan lalu Singapura dihebohkan dengan kasus cacar monyet atau monkeypox. Seorang pria asal Nigeria yang tiba di negara itu pada 28 April lalu, terbukti terinfeksi virus cacar air pada 8 Mei 2019. Kasus ini membuat negara-negara tetangga, termasuk Indonesia, meningkatkan kewaspadaan.

Cacar monyet, penyakit yang disebabkan oleh virus ini ditularkan dari hewan ke manusia. Gejalanya hampir sama dengan cacar yang dialami manusia, tapi lebih ringan. Di Indonesia, virus ini belum banyak diketahui. Berikut fakta tentang virus ini.

Berawal di Afrika
Cacar monyet adalah penyakit zoonosis, atau infeksi yang ditularkan dari hewan vertebrata atau manusia atau sebaliknya. Virus langka ini awalnya ditemui di bagian terpencil Afrika Tengah dan Barat, dekat hutan hujan tropis. Virus ini menginfeksi manusia pertama kali pada 1970 di Republik Demokratik Kongo (sekarang Zaire) pada seorang anak laki-laki berusia 9 tahun. Sejak itu, kasus ini terdengar di beberapa daerah pedesaan di Lembah Kongo dan Afrika Barat. Tapi antara 1996-1997 sempat terjadi wabah di negara ini.  

Cacar monyet terjadi di Amerika Serikat pada 2003. Ini dilaporkan sebagai kasus pertama di luar Afrika. Kabarnya, sebagian besar pasien sebelumnya kontak dengan anjing yang tertular virus ini dari tikus asal Afrika. Tahun lalu, kasus yang sama terjadi di Inggris. 

Mirip cacar manusia
Virus cacar monyet mirip dengan cacar manusia, wabah yang telah diberantas pada 1980. Meski lebih ringan, dampak virus ini bisa fatal.

Ditularkan dari binatang liar
Virus cacar monyet ditularkan ke manusia dari beberapa jenis binatang liar seperti tikus dan primata. Tapi penyebarannya hampir tidak terjadi dari manusia ke manusia alias sekunder terbatas, tapi bukan tidak mungkin. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, penularan dari manusia ke manusia juga dapat terjadi lewat kontak dekat dengan sekresi saluran pernapasan yang terinfeksi, luka pada kulit penderita, atau objek yang telah terkontaminasi cairan tubuh penderita.

Tidak ada vaksin spesifik 

Tidak ada perawatan spesifik atau vaksin khusus yang tersedia untuk virus ini. Tapi, menurut WHO, vaksin cacar biasa cukup efektif mengurangi risiko terinfeksi cacar monyet.
 

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait