Tersangka Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Dikenal Angkuh

TEMPO | 20 November 2018 | 01:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sejumlah warga korban pembunuhanan satu keluarga di Bekasi memberi kesaksian tentang sosok tersangka pembunuhan, Haris Simamora. Mereka mengaku mengenal pemuda berusia 23 tahun itu sebagai bekas induk semang yang angkuh di kompleks rumah kontrakan 28 pintu tersebut.

Satu di antara yang mengenali menyebut kalau Haris pernah menempati rumah dan warung kelontong di muka kompleks rumah kontrakan yang belakangan ditinggali Diperum Nainggolan dan keluarganya. Menurutnya, selama sekitar empat bulan menjadi induk semang pada 2016 lalu, Haris tak pernah berbaur dengan warga sekitar. Bahkan, ketika disapa Haris hanya menganggukkan kepala. "Karena itu, banyak warga menilai dia sosok yang angkuh. Kemudian ganti yang jaga, yaitu korban," ujarnya, Sabtu 17 November 2018.

Warga sekitar lain bahkan melukiskan sosok Haris yang pemarah. Kawannya yang pernah mengontrak rumah ketika Haris menjadi induk semangnya, pernah dimarahi. Gara-garanya kloset di kamar mandi mampet. "Padahal itu harusnya menjadi tanggung jawab pengelola, malah dimaki-maki," ujarnya.

Dari penelusuran Tempo, di antara para penghuni maupun tetangga rumah kontrakan yang dijaga Diperum Nainggolan sebelum kematiannya itu mendapati kalau Haris pernah menjadi induk semang di kompleks rumah kontrakan itu. Beberapa warga di sana menyatakan terkejut mengetahui penetapan tersangka tersebut. Sejak digantikan Diperum Nainggolan, Haris disebutkan jarang terlihat. Hanya sesekali datangke lokasi itu dan warung kelontong di bagian depan kompleks yang ganti didiami keluarga Diperum Nainggolan.

Satu warga lain menyatakan sempat melihat Haris terakhir kali pada Minggu 11 September 2018. "Saya lihat Haris pakai sepatu, pakaian rapi," katanya. Seperti diketahui, pada Selasa paginya, Diperum beserta istri dan dua anaknya ditemukan tewas di rumah itu. Satu unit mobil jenis Nissan X Trail ikut hilang dengan pembunuhan itu. Polisi menangkap Haris Simamora, sepupu istri Diperum Nainggolan, di kaki Gunung Guntur, Garut, keesokan harinya. Kepada penyidik Haris mengaku sakit hati karena kerap dihina dan bahkan pernah ditendang.

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor : TEMPO