Tren Mengoleksi Boneka Arwah, Ini Pandangan Sekretaris Ditjen Bimas Islam Kemenag

Redaksi | 10 Januari 2022 | 13:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Mengoleksi boneka arwah atau spirit doll  lagi ngetren. Beberapa artis mengikuti tren adopsi boneka jenis ini. Spirit doll yang dimiliki para publik figur ini kebanyakan berwujud menyerupai bayi, yang kemudian mereka rawat layaknya seorang anak. 

Ada yang berkeyakinan ada arwah bersemayam di dalam spirit doll. Sumber lain menyebutkan, fenomena semacam ini pernah terjadi di Thailand sekitar tahun 2015. Masyarakat Thailand mengenal boneka arwah dengan istilah luuk thep (anak malaikat). Demam membawa boneka kemana-mana terjadi di Thailand. Boneka ini kemudian diyakini dapat membawa keberuntungan bagi pemiliknya. 

Menanggapi fenomena ini, Sekretaris Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag) M. Fuad Nasar menyatakan hal ini bertentangan dengan nilai tauhid dan menurunkan nilai kemanusiaan. "Mempercayai adanya unsur kekuatan gaib pada benda bikinan manusia atau benda alam berarti menurunkan nilai kemuliaan manusia, karena bertentangan dengan nilai tauhid sebagai asas keimanan kepada Allah Yang Maha Esa,” kata Fuad Nasar, di Jakarta. 

Fuad menilai, dalam tinjauan moderasi beragama, segala sesuatu yang merendahkan harkat, derajat, dan martabat kemanusian sebagai makhluk yang berakal harus dicegah. "Manusia diciptakan sebagai makhluk paling tinggi dan paling mulia di antara seluruh ciptaan-Nya," tegasnya.

Moderasi Beragama mengandung makna cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan berlandaskan prinsip adil, berimbang dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.

Fuad mengatakan, spirit doll dan benda apapun tidak layak dipercayai membawa keberuntungan atau sebaliknya. Hobi mengoleksi boneka sebagai karya seni dan mainan boleh-boleh saja, tapi tidak boleh lebih dari itu.

Mempercayai adanya unsur gaib dalam spirit doll bisa mengarah pada perbuatan syirik. "Manusia memiliki akal budi dan ilmu pengetahuan tidak seyognyanya terjerumus ke dalam perilaku yang mengarah pada syirik yakni menyekutukan Allah," tuturnya. Fuad menyatakan, dalam Al-Quran ditegaskan agar manusia hanya takut dan  berharap kepada Allah, bukan kepada sesama ciptaan-Nya, apalagi benda yang dibikin oleh manusia.

"Manusia tidak bisa menciptakan ruh atau nyawa, dan tidak bisa memberi atau memindahkan kepada benda mati yang dibikin. Ruh atau arwah sepenuhnya urusan Allah dan sains modern tidak bisa menembusnya," tutupnya.

Sumber: Kemenag.go.id.

Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi