Mayangsari: "Tempe Mendoan Membuat Saya Tetap Kurus"

Wayan Diananto | 12 Maret 2017 | 12:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Anak dan rumah tangga telah jadi prioritas utama. Karenanya, Mayangsari  mengurangi kegiatan di atas panggung.

Penampilan fisik kini bukan lagi hal utama. Yang penting sehat dan bugar. Meski mulai cuek dengan penampilan fisik, Mayang tetap saja sintal. Apa rahasianya?

“Tubuh saya tidak diapa-apain. Yang penting makan sehat. Itu saja. Justru semakin ke sini, saya semakin tidak peduli (soal makanan-red). Dulu saat masih aktif manggung, saya merasa harus kurus. Kalau sekarang, yang penting sehat dan diimbangi dengan olahraga rutin,” cerita Mayang.
 

Hal lain yang dilakukan Mayang beberapa tahun terakhir, mempelajari sirkulasi tubuhnya. Mayang menggambarkan, tubuhnya mirip lift. Naiknya cepat. Turunnya juga cepat. Cepat gemuk. Namun, untuk mengembalikan bentuk tubuh seperti semula pun tidak sulit.
 

Di usia mendekati setengah abad, Mayang tidak memantang makanan apa pun.

“Terus terang, lidah saya ini lidah kampung. Saya tidak doyan cokelat. Minuman bersoda saya sama sekali tidak suka. Tetapi kalau tempe mendoan saya suka. Justru itulah yang membuat saya tetap kurus,” demikian Mayang berbagi rahasia.

Tidak ada penyesalan dalam benak Mayang ketika membuat keputusan menempatkan anak dan rumah tangga di atas segalanya. Frekuensi manggung boleh saja berkurang. Namun, kecintaan terhadap musik tidak. Mayang rajin menonton konser musik. Jika waktu memungkinkan, Mayang membawa serta putrinya menonton. Ia mengajari putrinya mengapresiasi musik. Memperkenalkan Khiran pada sejumlah penyanyi yang memiliki dedikasi di industri seni.

Malam itu, Mayang mengajak Khiran melihat BCL lebih dekat. Ia memberi tahu anak semata wayangnya bahwa si pemilik konser mengawali karier dari lokasi syuting sinetron. Kemudian, sukses menjadi penyanyi. Prosesnya sangat panjang.

“Apa pun kegiatannya di dunia hiburan selalu berhasil. Saya mengingatnya karena BCL memiliki ciri khas yang tidak dimiliki penyanyi lain. Begitu mendengar suaranya, masyarakat tahu itu BCL,” Mayang mengakhiri perbincangan.

 

(wyn/gur)

Penulis : Wayan Diananto
Editor : Wayan Diananto