Tedak Siten, Anak Ardina Rasti Memilih Pesawat

Abdul Rahman Syaukani | 23 Juli 2019 | 07:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Anara Langit, anak pertama pasangan Ardina Rasti dan Arie Dwi Andika sudah mulai belajar berjalan. Menandai hal tersebut, pasangan ini menggelar acara prosesi adat khas Jawa yaitu Tedak Siten.

Acara dilangsungkan tadi siang di bilangan Kemang, Jakarta Selatan. Ardina Rasti dan Arie Dwi Andika mengaku sempat deg-degan karena khawatir Anara Langit menangis. Pasalnya, acara digelar bertepatan denga jam istirahat sang putra.

"Kita tuh agak deg-degan karena waktunya ini berdekatan sama jam dia tidur. Kalau bayi kan waktu tidurnya keganggu biasanya rewel ya. Kita sudah deg-degan tapi masih fun saja dia," kata Ardina Rasti saat ditemui di bilangan Kemang, Jakarta Selatan, Senin (22/7). 

"Kalau siang habis makan biasanya dia langsung tidur ya, bersyukur banget tidak rewel," timpal Arie Dwi Andika di tempat yang sama.

Dalam rangkaian acara Tedak Siten, rangkaian doa dipanjatkan dengan harapan agar Anara Langit mendapatkan limpahan berkah dari Tuhan. 

Pada salah satu prosesinya, Anara Langit diminta untuk memilih beberapa pilihan. Ardina Rasti sengaja mengarahkan anaknya agar memilih uang. Namun ternyata uang tidak membuat Anara Langit tergiur. Dia malah lebih kepincut pada pesawat.

"Aku ngarahinnya ke uang sih yah, hahaha. Jujur aku arahin ke uang,
cuma ternyata dia langsung meluk si pesawat. Mungkin dia tahu sekarang kan tiket pesawat agak mahal ya," ucap Ardina Rasti sambil tertawa. 

Erna Santoso selaku ibunda Ardina Rasti menduga kemungkinan Anara Langit akan menjadi pilot pesawat karena lebih memilih pesawat dibanding pilihan lainnya.

"Dalam kurungan itu kan simbolik kita di dunia ini. Mau jadi apa sih seperti itu memang kita serahkan pada anak itu, kan masih suci ya dia enggak ngerti. Tapi kadang kalau orang Jawa bilang ini firasat misalkan ambil uang oh jadi orang kaya, ambil pesawat oh mungkin jadi pilot atau pemilik maskapai. Kita kan enggak tahu jadi itu semua simbolik," papar Erna Santoso.

(man / gur)

Penulis : Abdul Rahman Syaukani
Editor : Abdul Rahman Syaukani