[RESENSI FILM] Petualangan Singa Pemberani Atlantos: Animasi dan Inovasi Teknologi 4DX

Wayan Diananto | 31 Januari 2016 | 07:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Kali pertama, film animasi Petualangan Singa Pemberani (PSP) dilepas ke pasar pada September 2012. Sejak itu, PSP diproduksi setiap tahun.

Produser Lucki Lukman Hakim dan Genesis Timotius mengaku jumlah penontonnya selalu kurang dari 100 ribu per jilid. Namun, mengapa kisah singa Paddle terus dibuat hingga jilid kelima? Malah, seri Atlantos dikemas dalam format 4DX.

Rupanya, sebagai produk ekonomi kreatif, Petualangan Singa Pemberani  tidak hanya edar di jaringan bioskop Indonesia. Empat jilid Petualangan Singa Pemberani diekspor ke Turki, Vietnam, Malaysia, dan sejumlah negara lainnya.

Jaringan distribusi ke berbagai negara itu tercipta salah satunya berkat dukungan dari peruahaan consumer goods raksasa. Dengan demikian, Petualangan Singa Pemberani selalu punya jalan bertemu anak-anak lintas benua, lintas bahasa.

Atlantos menjadi penting mengingat ini film animasi lokal pertama yang dikemas dalam format 4DX. Dalam catatan kami, Indonesia punya setidaknya enam layar 4DX milik jaringan bioskop CGV Blitz di Jakarta (tiga layar), Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. Versi 3D dan 2D-nya ditayangkan di jaringan bioskop 21, XXI, dan Cinemaxx.

Kendala Petualangan Singa Pemberani dari tahun ke tahun relatif sama: aspek visual. Garis animasinya tampak pecah ketika diproyeksikan ke layar lebar.

Atlantos berupaya menebus kesalahan para pendahulunya. Corak dan garis animasinya lebih rapi. Alur cerita pun dibuat berlapis agar anak-anak merasakan sensasi tegang beberapa kali. Itu dimulai saat Paddle (Giring), Liona (Yuki), Twitch (Arie), dan Spike (Hamzah) dikunjungi Pak Jambul (Rudi), pengusaha dari PT Jambul Jaya. Jambul berniat melakukan pengeboran minyak di lepas pantai Pulau Anjing Laut. 

Warga setempat menolak rencana Jambul. Alasannya, pengeboran tanpa riset mendetail dapat merusak lingkungan dan biota laut. Rencana Jambul itu terdengar sampai di dasar laut. Jenderal Khan (Oka) pemimpin segala yang berkeriapan di samudera murka. Ia menyiapkan rencana untuk menyerang kerajaan singa yang diduga membiarkan Jambul mengeksploitasi lautan.

Naskah Atlantos sarat petuah. Tema usaha memperkaya diri, sayang ayah, dan pertemanan menjadi tiga elemen utama. Cerita dibagi dalam tiga babak: kisah Jambul yang serakah, mencari mutiara pencipta, dan perang di akhir cerita. Ketiga fase ini membuat Atlantos penuh warna.

Di atas kelemahan teknis (khususnya teknologi animasi dan elemen tiga dimensi yang kurang nendang), kita patut mengapresiasi konsistensi Batavia Pictures dalam mengisi minornya jumlah film animasi lokal di Indonesia.

Pengisi Suara: Giring Ganesha, Yuki Kato, Oka Antara, Naura, Arie Dagienkz, Hamzah, Rudi Wowor
Produser: Lucki Lukman Hakim, Genesis Timotius
Sutradara: Lee Croudy
Penulis: Tim Lowe Indonesia dan Unilever Asia 
Produksi: Batavia Pictures
Durasi: 102 menit

(wyn/gur)

 

Penulis : Wayan Diananto
Editor : Wayan Diananto