[RESENSI FILM] Spider-man Into The Spider-verse: RIP, Peter Parker

Wayan Diananto | 30 Desember 2018 | 21:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Selain medium, apa yang membuat film ini berbeda dengan cerita yang dihidupkan oleh Tobey Maguire, Andrew Garfield, dan Tom Holland?

Karya trio sineas Bob-Peter-Rodney mencoba menggabungkan beberapa dimensi. Sekilas, tampak rumit. Namun pesan yang disampaikan sangat universal. Pertama, jangan menghindar dari masalah. Kedua, siapa pun bisa menjadi pahlawan.

Cerita bermula ketika Miles Morales (Shameik) tersengat laba-laba. Lalu, tangannya lengket saat memegang benda apapun. Insiden itu terjadi ketika ia membuat grafiti di dinding dekat stasiun bersama pamannya, Aaron Davis (Mahershala Ali). Beberapa hari kemudian tersiar kabar, Peter Parker (Chris Pine) meninggal. Sebelum mangkat, Peter yang berupaya menggagalkan rencana jahat Kingpin (Liev Schreiber) tak sengaja bertemu Miles.

Peter menitipkan kunci berisi data terkait proyek Kingpin. Dalam perjuangan menjalankan amanat almarhum Peter, Miles bertemu Gwen Stacy (Hailee), Peter Porker (John), Peter B. Parker (Jake), Peni Parker (Kimiko), dan Spider-man Noir (Nicolas).

Marvel memiliki semesta yang memungkinkan Iron Man bertemu Hulk, Black Widow, Dr. Strange, dan pahlawan lain termasuk Spider-man. Film ini hadir untuk memberi tahu, Spider-man punya semesta sendiri yang dihuni beberapa manusia laba-laba berkekuatan super dengan bentuk beragam dari gadis berwajah oriental, remaja berkulit gelap, hingga yang serupa (maaf) babi. 

Ceritanya rumit lantaran mempertemukan banyak tokoh dari berbagai dimensi dengan latar belakang dan problem berbeda. Anak-anak yang mengenal Spider-man sebatas Peter Parker, bisa jadi syok dan membatin, “Kok Spider-man-nya perempuan?”

Spider-man Into The Spider-verse dirancang untuk penggemar Spider-man garis keras, yang mengenal jagat laba-laba dari A sampai Z. Film ini tidak menyajikan teknik animasi nomor wahid. Beberapa adegannya malah terkesan suka-suka gue, menerobos kaidah yang ditetapkan punggawa animasi kelas dunia seperti Disney, Pixar, atau DreamWorks. Justru di sinilah kelebihannya. 

Film ini terasa bebas. Alurnya mengalir tanpa beban dan yang tidak kalah penting, semangat yang ditransfer lewat dialog. Salah satunya berisi petuah, saat seorang pahlawan pergi, ia mewariskan semangat yang membangkitkan pahlawan-pahlawan lain dari arah tak terduga.

Pemain    : Shameik Moore, Jake Johnson, John Mulaney, Kimiko Glenn, Nicolas Cage
Produser    : Avi Arad, Amy Pascal, Phil Lord, Chistopher Miller, Christina Steinberg 
Sutradara    : Bob Persichetti, Peter Ramsey, Rodney Rothman
Penulis        : Phil Lord, Rodney Rothman
Produksi    : Sony Pictures Animation, Marvel Entertainment
Durasi        : 1 jam, 57 menit

(wyn / gur)
 

Penulis : Wayan Diananto
Editor : Wayan Diananto