[RESENSI FILM] Green Book: Sangat Layak Menjadi Film Terbaik Oscars Tahun Ini

Wayan Diananto | 9 Februari 2019 | 11:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Di era 1960-an, kebijakan membedakan fasilitas dan pelayanan berdasarkan warna kulit masih diterapkan di Amerika Serikat. Suatu hari, Tony Lip (Viggo) melamar kerja sebagai sopir pribadi Dr. Don Shirley, seorang pianis kulit hitam kaya raya.

Don bersama dua musisi kulit putih, Oleg (Dimitar) dan George (Mike), berencana menggelar tur di sejumlah negara bagian AS selama 8 minggu. Mereka akan berpindah lokasi lewat jalur darat. 

Konsekuensi ikut bersama Don selama tur, Tony akan dianggap berkulit hitam. Sebelum berangkat, Tony-Don dibekali buku hijau untuk membimbing keduanya mencari hotel dan rumah makan untuk kulit berwarna. Awalnya, Tony tidak menyukai kulit hitam. Saat kediamannya kedatangan dua orang kulit hitam, istri Tony, Dolores (Linda), memberi mereka minum. Gelas yang dipakai minum para tamu diam-diam dibuang Tony ke tempat sampah. Perjalanan bersama Don mengubah sudut pandang Tony untuk selamanya.

Green Book salah satu film terbaik yang dirilis tahun lalu. Film ini dimodali naskah bertema kemanusiaan yang dituturkan dengan jenaka. Cerita buatan Nick, Brian, dan Peter memberi ruang bagi dua karakter utama untuk bergerak maju bersama. Tony yang rasialis belajar tentang tata krama, bahasa Inggris, ramah lingkungan, dan sastra justru dari seorang kulit hitam. Di sisi lain, Don tak punya keluarga. Ia dihargai banyak orang namun kesepian di rumah. Dua karakter utama berikut tokoh pendukung bernama Dolores berkembang hingga akhir film.

Ruang gerak yang disediakan naskah direspons dengan agresif oleh Viggo dan Ali. Viggo dengan brilian mempresentasikan ayah jalanan yang slebor, sok asyik, dan jorok. Jatuh bangunnya dalam belajar menghargai orang lain membuat kami terbahak. Di sisi lain, performa Mahershala meninggalkan impresi mendalam di benak kami. Adegan ia dipukuli orang kulit putih, memakai alas bedak sambil berlinang air mata, dan perdebatannya di tengah derai hujan sangat emosional.

Green Book mendefinisikan konsep gambar bergerak yang sebenarnya. Unsur komedinya bagaikan dahan yang rindang. Batangnya kuat karena bertumpu pada akar drama. Berkali-kali film ini membuat kami tertegun. Salah satu adegan dahsyat film ini, saat mesin mobil Tony-Don berasap. Keduanya berhenti di pinggir jalan yang bersisian dengan ladang. Ladang itu dikerjakan oleh orang-orang kulit hitam. Melihat Don memperkerjakan Tony, mata orang-orang ini terbelalak. Tony cuek sementara Don menatap mereka dengan kepala sedikit mendongak. 

Ekspresi Mahershala bikin deg-degan. Ia menang di SAG Awards dan Golden Globes untuk Pemeran Pendukung Pria Terbaik. Juga mendapat nominasi di BAFTA dan Oscars. Dengan performa sebagus ini dan waktu tampil yang setara dengan pemeran utama, Mahershala semestinya meraih Piala Oscar kedua. Selanjutnya, Green Book yang mendapat 5 nominasi Oscars menang kategori Naskah Asli Terbaik dan Film Terbaik. Belum pernah kami menonton film dan tidak rela filmnya berakhir. Padahal, durasi Green Book 2 jam lebih!

Pemain    : Viggo Mortensen, Mahershala Ali, Linda Cardellini, Dimiter Marinov
Produser    : Jim Burke, Brian Hayes Currie, Peter Farrelly, Nick Vallelonga, Charles B. Wessler  
Sutradara    : Peter Farrelly
Penulis        : Nick Vallelonga, Brian Hayes Currie, Peter Farrelly
Produksi    : DreamWorks, Participant Media 
Durasi        : 2 jam, 10 menit

 

(wyn / gur)

Penulis : Wayan Diananto
Editor : Wayan Diananto