Bila Orang Tua Gemuk, Benarkah Anaknya juga akan Gemuk?

aura.co.id | 28 Mei 2020 | 04:00 WIB

Salah satu hal yang kerap menjadi pertanyaan soal obsesitas adalah benarkah orang tua bisa mewariskan berat badan berlebih kepada buah hati mereka? Jika
ya, bisakah anak menolak warisan gelambir dari orang tua?

TABLOIDBINTANG.COM - Pola Makan dan Gaya Hidup

Pakar gizi Dr. dr. Saptawati Bardosono, Msc, menjelaskan, obesitas adalah kondisi tubuh dengan berat badan berlebih akibat asupan energi yang lebih besar dibandingkan dengan tenaga yang dikeluarkan untuk beraktivitas. Akibatnya, berat badan menjadi tidak proporsional. Obesitas, kata Saptawati, kini menjadi salah satu masalah kesehatan paling populer di dunia, termasuk Indonesia. “Kebutuhan kalori untuk pria kurang lebih 2.500 kkal sementara wanita sekitar 2.000 kkal. Jika asupan energi dari makanan lebih banyak dibandingkan kebutuhan untuk aktivitas sehari-hari, maka kelebihan energi akan disimpan dalam bentuk lemak di seluruh tubuh. Biasanya cadangan lemak berada
di perut,” ungkap Tati.

Tati menambahkan, fenomena obesitas sering ditemui di masyarakat karena banyak faktor. Di antaranya, pola makan yang salah dan gaya hidup sedentari alias malas bergerak. “Saat ini harus diakui banyak orang yang kurang melakukan aktivitas fisik. Misalnya bekerja di depan komputer selama 8-10 jam dilakukan sambil duduk saja. Selain itu, kesadaran untuk berolahraga masih minim di masyarakat. Hal ini memperparah fenomena obesitas,” Tati mengulas.

Faktor Genetik dan Rasa Kenyang

Selain pola makan dan gaya hidup, yang sering disebut sebagai penyebab kegemukan yakni faktor genetik alias keturunan. Menurut penelitian yang dilakukan ilmuwan dari Sekolah Tinggi Kedokteran Exeter, Inggris, dan Universitas Oxford, Inggris, ada sebuah gen yang bertanggung jawab atas terjadinya kegemukan yakni, gen FTO. Orang yang memiliki gen ini berisiko 70 persen lebih tinggi mengalami kegemukan. Tati membenarkan.

“Benar bahwa anak dari orang tua yang obesitas dan memiliki gen FTO jauh lebih berisiko mengalami kegemukan dibandingkan dengan anak yang orang tuanya memiliki berat badan ideal. Ini karena faktor genetik yang menyebabkan seseorang lebih suka memilih makanan tinggi energi. Akibatnya, ia lebih berselera untuk mengonsumsi makanan tinggi kalori dan lemak,” urai dia.

Selain lebih suka makanan tinggi kalori, orang dengan faktor genetik cenderung memiliki metabolisme yang lambat. Sehingga ia butuh waktu lebih lama untuk merasa kenyang. “Rasa kenyang juga dipengaruhi oleh genetik. Orang yang memiliki faktor genetik FTO memiliki metabolisme energi yang lambat akibat gangguan sistem hormon,” Tati menambahkan.

Bukan berarti orang tua yang obesitas pasti melahirkan anak yang gemuk. Anak-anak yang lahir dari orang tua bertubuh subur bisa menolak warisan obesitas. Kuncinya, tidak mengikuti kebiasaan orang tua yang kurang sehat dan berpotensi menggemukkan badan. “Jika orang tuanya terbiasa mencamil atau jajan berlebih maka anak biasanya ikut-ikutan. Jika orang tuanya tidak pernah berolahraga maka anak juga malas berolahraga. Karenanya, anak dengan orang tua obesitas harus membiasakan diri menjalami pola hidup sehat dan mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Makan banyak boleh tapi harus dibarengi aktivitas fisik yang rutin untuk mencegah obesitas,”
Tati mengakhiri perbincangan.

 

Penulis : aura.co.id
Editor : aura.co.id