Anies Baswedan Akan Tutup Jalan Jatibaru Raya, Begini Respon Sopir Angkot

TEMPO | 22 Desember 2017 | 13:40 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Gubernur Anies Baswedan akan menutup Jalan Jatibaru Raya dari kendaraan bermotor pada pukul 08.00-18.00 WIB mulai hari ini untuk mengurai kesemrawutan di Tanah Abang. Tapi Sopir Kopaja 502 rute Tanah Abang-Kampung Melayu bernama Ombri menentang kebijakan tersebut. “Ya, (Anies Baswedan) salah. Masak jalan ditutup,” kata Ombri kepada Tempo, Kamis, 21 Desember 2017.

Menurutnya, kebijakan menutup jalan untuk mewadahi pedagang kaki lima (PKL) tak bisa dibenarkan. Penjual mestinya beraktivitas di pasar, bukan di jalan. 

Gubernur Anies Baswedan mulai menata kawasan Tanah Abang, pada Jumat, 22 Desember 2017. Salah satu langkah yang dilakukan adalah penutupan Jalan Jatibaru Raya di depan Stasiun Tanah Abang pada pukul 08.00-18.00 WIB, untuk mewadahi PKL. Mobil pribadi dan angkutan umum di waktu tersebut dilarang melintas. Penutupan berlaku untuk kedua jalur, baik yang ke arah Jatibaru maupun Jalan Kebon Jati, dari kantor pajak pratama hingga simpang Blok G.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah mengaku sudah menyiapkan rekayasa lalu lintas. "Pengguna jalan diimbau agar dapat menyesuaikan pengaturan lalu lintas yang ditetapkan," kata Andri di Balai Kota DKI, Kamis, 21 Desember.

Lantaran kebijakan itu, Ombri bersama rekan-rekannya akan melakukan protes dan demonstrasi karena wilayahnya mencari nafkah ditutup oleh Anies Baswedan. Penutupan Jalan Jatibaru Raya, katanya, berpotensi mengurangi pendapatan awak angkutan umum sehari-hari. Ia pun meminta Pemprov DKI Jakarta untuk mempertimbangkan kembali kebijakan tersebut. “Sudah enggak jelaslah ini pemerintahan, mah,” ujar Ombri.

Sopir mikrolet berusia 50 tahun ini mengatakan, penggunaan Jalan Jatibaru Raya sebagai pasar hanya menguntungkan pedagang. Jalan seharusnya digunakan untuk kendaraan umum, bukan malah digunakan secara total untuk berjualan. “Demo aja, Pak, demo!” ucapnya pada Tempo.

Adapun sopir Bajaj bernama Iwan tak mengeluhkan jika Jalan Jatibaru Raya ditutup selama sepuluh jam dari pukul 08.00. Menurutnya, banyak jalan alternatif lain yang bisa dilewati bajaj, selain Jatibaru Raya.  Iwan menuturkan, bisa melewati jalan menuju Blok A dari Blok G Tanah Abang. Namun, Iwan khawatir penutupan jalan akan membuat bingung penumpang yang ingin menuju Stasiun Tanah Abang. Penumpang juga harus berjalan kaki dari Blok G menuju toko yang mereka tuju karena kendaraan tidak boleh lewat.

Dari pantauan Tempo padaKamis siang, 21 Desember, lalu lintas di Jalan Jatibaru Raya tersendat dan penuh dengan sepeda motor, bajaj, mikrolet, dan bus Kopaja. Hujan mengguyur sehingga Jalan Jati Baru Raya tergenang. Bunyi klakson bersahutan bersama deru suara mesin kendaraan. Saking penuhnya trotoar dengan PKL, para pejalan kaki harus turun dari trotoar dan berjalan. Kondisi ini yang akan dibenahi Anies Baswedan antara lain dengan cara menutup Jalan Jatibaru Raya selama sepuluh jam.

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait