Kritik Pemerintah Lewat Lagu, Toomaj Salehi Dihukum Mati

Indra Kurniawan | 1 Mei 2024 | 13:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Rapper asal Iran Toomaj Salehi divonis hukuman mati karena lirik lagunya yang mengkritik rezim berkuasa di Iran. 

Hukuman mati dijatuhkan pada 24 April pekan lalu, dalam sebuah putusan yang dipandang para aktivis sebagai pembalasan untuk musiknya, yang mendukung protes berskala nasional yang meledak pada 2022.

Berita itu disampaikan ke media oleh kuasa hukum Toomaj, Amir Raesian. Hukuman itu berdasarkan pernyataannya sudah resmi dikeluarkan pemerintah kepada Toomaj.

"Perintah untuk eksekusi hukuman mati pada Toomaj Salehi telah dikeluarkan," katanya dilansir dari Variety.

Hukuman dari Pengadilan Republik Iran yang berkuasa membatalkan putusan Mahkamah Agung yang awalnya menjatuhkan hukuman enam tahun penjara kepada Salehi dan melarangnya melakukan tindakan kriminal selama dua tahun.

Eksekusi terhadap Toomaj Salehi akan dilakukan dengan cara digantung. 

Awalnya Toomaj Salehi berurusan dengan pemerintah usai ikut demo atas kematian Jina 'Mahsa' Amini. Mahsa adalah perempuan Iran Kurdish yang mendapat perlakuan kasar hingga meninggal dunia.

Perlakuan tersebut menurut berita yang beredar dilakukan oleh polisi Iran hanya karena Mahsa menggunakan penutup kepala dengan longgar.

Toomaj Salehi rapper asal Iran divonis mati. (Instagram)

Lewat lagu berjudul “Soorakh Moosh” (“Rathole”) yang dirilis pada tahun 2021, Salehi menyerukan para pembela Barat terhadap Republik Islam.

Salehi sempat dibebaskan pada November 2023, namun segera ditangkap kembali setelah merilis video ini yang berisi tentang masa-masanya di penjara.

Dukungan mengalir deras kepada Salehi. Seorang rapper terkemuka di Iran yang meminta untuk tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Variety, “Pada hari-hari ketika kata-kata kehilangan maknanya, atau kata-kata kehilangan esensinya, Toomaj memperjelas kata-katanya,” katanya. 

"Toomaj telah bekerja secara damai untuk mencapai hak kewarganegaraan minimum tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk seluruh masyarakat tempat dia tinggal. Dia menulis puisi tentang pagar yang telah digunakan dalam pemerintahan rezim Iran untuk mengeksploitasi rakyat, sehingga oleh yang membacanya, orang akan mengingat kembali arti kata-katanya," jelasnya.

"Hal pertama yang saya dengar dari Toomaj adalah sebuah puisi di mana dia berkata, 'Tidakkah Anda melihat mereka menembakkan rudal IRGC?' Menurut pendapat saya, menjaga memori sejarah tetap hidup adalah salah satu alat perjuangan sipil Toomaj – untuk kebebasan  kemanusiaan dan bukan eksekusi terhadap kemanusiaan," ungkapnya lagi.

Penulis : Indra Kurniawan
Editor: Indra Kurniawan
Berita Terkait