Kisah Cinta Christine Panjaitan, Penyanyi Top Era 80-an

Endang Jamhari | 12 Mei 2017 | 15:20 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Christine Panjaitan kembali jadi perbincangan di dunia maya beberapa waktu belakangan ini. Untuk lebih mengenal sosok Crhistine Panjaitan, berikut ini kami tampilkan kembali artikel tentang Christine Panjaitan yang pernah dimuat Tabloid Bintang Indonesia.

Di tahun 80-an nama popularitas Christine Panjaitan membumbung tinggi lewat lagu Sudahku Bilang, Tangan Tak Sampai, Jangan Simpan Tangismu dan Katakan Sejujurnya, yang semuanya karya Rinto Harahap. Nama Christine Panjaitan sebagai penyanyi populer mulai jarang disebut selepas dipinang Dr. Maringan Tobing yang berprofesi sebagai dokter umum pada 5 September 1986. 

Dari pernikahannya itu, kini Christine Panjaitan yang masih tetap ramping dan awet muda ini telah dikaruniai 3 anak: Jerikho, Jessica dan Jeremy. "Selepas menikah saya memang memutuskan untuk mundur dari dunia nyanyi. Saat itu pertimbangannya hanya keluarga. Saya tidak pernah menyesali apa yang telah saya putuskan. Semua (pengorbanan) itu, sebanding dengan apa yang kini saya miliki. Suami yang sangat mencintai saya dan anak-anak yang kini mulai menginjak dewasa," tandas Christine Panjaitan yang kini menetap di Bandung.

Perkenalan Christine Panjaitan dengan Maringan Tobing berkat jasa teman adiknya pada tahun 1985. Begitu bertemu, Christine-Maringan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Perasaan Christine kacau balau saat berjabat tangan dengan Maringan. Begitu juga yang dialami Maringan, yang terpana dengan kecantikan Christine. 

Lucunya, Maringan yang jarang menonton televisi dan mendengarkan radio tidak tahu kalau gadis cantik yang tengah dipujanya adalah penyanyi terkenal yang kala itu tengah naik daun. Baru beberapa menit kenalan Christine Panjaitan makin terpesona dengan gaya cuek dan cool Maringan. Pertemuan itu berlanjut ke pertemuan berikutnya. Kian hari Christine Panjaitan makin kasmaran dengan gaya pedekate Maringan yang tidak seperti cowok kebanyakan. 

"Gaya dia mendekati saya elegan banget. Selain itu dia itu termasuk tipe pria idaman saya: putih, berkumis dan merokok, hahaha," beri tahu Christine Panjaitan, yang saban Natal merayakannya bersama orangtuanya di Jakarta. Christine tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya saat Maringan menyatakan cinta padanya. Sayang baru beberapa bulan resmi menjadi sepasang kekasih, badai menerpa jalinan cinta sejoli ini. 

Banyak yang mengingatkan Maringan agar jangan pacaran dengan penyanyi karena gaya hidup dan pergaulannya yang terlalu bebas. Maringan ragu, Christine tak terima dituduh seperti itu. Christine memilih menjauhi Maringan. Sikap yang sama juga dilakukan Maringan. Meski hubungan asmara mereka tidak diakhiri kata putus, mereka tidak lagi saling berhubungan. 

Tapi setelah itu hari-hari Maringan Tobing terasa hampa tanpa kehadiran Christine Panjaitan. Setali tiga uang dengan Maringan, Christine Panjaitan tidak bisa memendam rindu lama-lama. Ia akhirnya menumpahkan rasa kangennya itu lewat surat. Maringan juga mengungkapkan keinginannya untuk kembali merenda benang cinta dengan Christine Panjaitan lewat surat. Boleh percaya boleh tidak, surat itu datangnya bersamaan. Mungkin inilah yang dinamakan kekuatan cinta. 

"Padahal saat itu Maringan tinggal di luar pulau Jawa, tapi surat itu tibanya bersamaan. Dari surat itu kami saling tahu kalau kami sama-sama merasakan kehilangan dan saling membutuhkan. Demi cinta itulah kami mulai menekan ego kami sampai titik nol. Kami pun sepakat untuk menjalin hubungan lebih serius," jelas Christine Panjaitan.

(Artikel ini pernah dimuat di Tabloid Bintang Indonesia, minggu ketiga Desember 2004)

Penulis : Endang Jamhari
Editor: Endang Jamhari
Berita Terkait