7 Alasan Masyarakat Indonesia Lebih Senang Berobat ke Rumah Sakit di Luar Negeri

Wayan Diananto | 29 Desember 2018 | 17:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Penyakit jantung koroner (PJK) masih menjadi pembunuh paling dominan dalam dunia kesehatan Indonesia. Penyakit ini dipicu gaya hidup masyarakat yang serbainstan, jarang bergerak aktif, dan minimnya pengetahuan pasien. Faktor yang disebut terakhir mengakibatkan keterlambatan dalam penanganan. Padahal, pasien serangan jantung wajib mendapat penanganan maksimal 6 jam pascaserangan. 

Hal itu diungkapkan oleh dr. Dasaad Mulijono, MBBS(Hons), FIHA, FIMSANZ, FRACGP, FRACP, PhD dari Rumah Sakit Bethsaida Gading Serpong, Tangerang. "Setiap menit yang berlalu membuat semakin banyak jaringan otot yang kekurangan oksigen sehingga mati. Makin cepat pasien dibawa ke rumah sakit, makin banyak yang bisa dilakukan untuk membatasi kerusakan otot jantung sehingga peluang hidup pasien lebih besar," ujar Dasaad. 

Dasaad mengingatkan, kemampuan dokter Tanah Air dalam menangani penyakit jantung sebenarnya tidak kalah jika dibandingkan dengan tim medis luar negeri. Sayangnya masih banyak masyarakat yang lebih suka berobat ke luar negeri dengan beberapa alasan. Dalam pengamatan Dasaad, ada banyak faktor yang membuat orang Indonesia terbang ke Singapura bahkan AS untuk berobat. Pertama, kurangnya mutu pelayanan dan pengawasan kesehatan rumah sakit Indonesia.

"Kedua, teknologi dan obat-obatan yang diyakini lebih canggih. Ketiga, kurang puas terhadap komunikasi dokter dan SDM yang menurut mereka kurang bersahabat. Keempat, ketepatan diagnosis. Pernah kejadian, dokter di Indonesia bilangnya pasien menderita TBC lalu dibawa ke rumah sakit di Singapura, baru diberi antibiotik dua minggu sudah sembuh. Ternyata salah diagnosis," terang Dasaad kepada tabloidbintang.com.

Kelima, standar makanan hingga sarana hiburan di rumah sakit luar negeri menciptakan suasana yang menyenangkan selama berobat. Keenam, reputasi kelas dunia. Terakhir, testimoni kepuasan dari banyak pihak membuat orang Indonesia makin mantap berobat ke luar negeri. Padahal, menurut Dasaad, rumah sakit di Indonesia sudah dilengkapi teknologi canggih yang terintegrasi dengan kompetensi para dokter yang berpengalaman di bidangnya. 

"Di Bethsaida Hospitals Gading Serpong Tangerang misalnya, penyakit jantung koroner bisa ditangani oleh dokter-dokter di Bethsaida Hospitals Cardiac Center. Saya percaya jika rumah sakit melayani pasien dengan kasih seperti layaknya keluarga sendiri, maka pasien-pasien yang selama ini berobat di luar negeri akan percaya kepada tenaga medis dalam negeri," pungkasnya.
 

Penulis : Wayan Diananto
Editor : Wayan Diananto