Prisia Nasution Tentang Pencak Silat dan "Sokola Rimba"

Administrator | 23 November 2013 | 14:33 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - SALAH satu tempat pelarian Prisia Nasution ketika membolos sekolah, sanggar pencak silat.

Sejak kelas 5 SD, aktris berdarah Batak-Solo itu mengenal olahraga bela diri. Pia menekuni dan menjadikan pencak silat salah satu lumbung prestasi.

Kompetisi pertamanya, kejuaraan pencak silat tingkat Provinsi DKI Jakarta pada tahun 1996. Kala itu, Pia masih kelas 1 SMP. Sekalinya ikut lomba, langsung menjadi juara 1.

"Postur tinggi dan kaki jenjang. Itu modal utama bela diri. Sepanjang berkarier di arena bela diri, selalu dapat juara satu. Kalaupun dapat medali perak, itu cuma sekali. Ada banyak cara membuat orangtua bangga. Salah satunya, saat meraih Citra di Festival Film Indonesia 2011,” Pia menukas.

Orangtuanya (Almarhum) Robert dan Siti Sundari jarang memperlihatkan rasa bangga. Tetapi di belakang Pia dan tanpa sepengetahuan Pia, mereka menceritakan pencapaian putri mereka kepada sahabat dan kolega.

Ini membuat Pia terus bertanya, apa lagi yang harus dilakukan agar ayah ibu bangga. Itu yang membuat Pia selektif dalam memilih pekerjaan. Memastikan apa pun yang dilakukan di lokasi syuting FTV, film, atau produksi lain, bisa menjadi sesuatu yang memberi efek positif.

Salah satu yang diyakini memberi dampak mendalam, film Sokola Rimba. "Syutingnya dimulai Juni sampai Juli, selama 1,5 bulan. Kesulitan memerankan Butet Manurung: memperlihatkan kesamaan fisik dengan sosok asli. Untuk Butet, rambut harus dimerahkan. Rambut Butet merah lantaran terpapar matahari. Saya harus menguruskan badan. Butet kurus karena beberapa kali terjangkit malaria. Saya mengatur pola makan, berhasil menurunkan bobot 4 kg," beri tahu Pia.

Kecuali medan yang berat, bagian yang menantang selama syuting saat mendekati anak-anak rimba. Mereka enggan memercayai orang luar. Ini bisa dimaklumi karena anak-anak punya pengalaman buruk dipermainkan atau dibodohi orang luar.

"Tantangan lainnya, membiasakan anak-anak memanggil saya Ibu Guru. Butuh waktu empat hari mempelajari bahasa rimba dan 10 hari agar bisa intens bergaul dengan mereka," pungkasnya.

(wyn/adm)

Penulis : Administrator
Editor : Administrator