Jangan Asal Pakai, Milenial Perlu Tahu Jenis Batik dan Proses Pembuatannya

Romauli | 30 Oktober 2019 | 06:38 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Dengan hadirnya beragam jenis batik yang didesain secara modern, generasi muda atau milenial kini mulai gemar pakai batik untuk beragam acara. Namun, jangan sekedar beli dan pakai, sebaiknya mereka mau lebih mengenal batik dengan pengetahuan yang cukup.

“Misalnya saat membeli batik jangan sampai tidak tahu jenisnya apa, motif apa dan berasal dari mana,” ujar Sri Sintasari Iskandar, Pemerhati Batik sekaligus Ketua Bidang Satu Program Himpunan Wastraprema, dalam acara 'Batik dan Wastra Indonesia' yang diadakan PT Intiland Development SQ berkolaborasi dengan Museum Tekstil Jakarta di SQ Res Gallery, South Quarter, Jakarta Selatan, akhir pekan lalu.

Ia menjelaskan, dengan memiliki pengetahuan tentang batik itu merupakan cara menghargai batik tersebut. Ada batik yang tidak boleh digunakan secara sembarangan. Sehingga, penting bagi kita sangat untuk memiliki ilmu dasar mengenai batik agar tidak keliru menggunakan batik.

Disamping itu, lanjutnya, ada cara lain untuk menghargai batik yaitu dengan menghargai proses pembuatan batik. Saat ini, banyak beredar kain batik yang menggunakan proses printing, namun menurutnya dengan menggunakan teknik tersebut seseorang tidak menghargai nilai dari kain batik.

"Proses pembuatan batik itu dengan menggunakan alat berupa cating atau cap, digambar menggunakan malam dan seterusnya. Jika menggunakan teknik printing itu bukan batik namun kain tekstil yang bermotif batik," jelasnya.

Guna mendukung kelestarian budaya, kesenian dan kerajinan Indonesia, penyelenggaraan kegiatan ini juga bertujuan untuk membangun kesadaran masyarakat agar lebih mencintai kekayaan dan warisan budaya kain tradisional Indonesia.

“Batik dan kain tradional atau kerap disebut wastra adalah salah satu bagian terpenting dari perjalanan sejarah dan budaya nusantara yang terdiri dari banyak suku. Kegiatan ini bagus sekali untuk membangun kesadaran dan kecintaan masyarakat terhadap kekayaan budaya Indonesia dan mewariskanya hingga generasi mendatang,” papar Susan Pranata, Direktur Pemasaran Korporat Intiland.

Wujud kecintaan dan apresiasi terhadap batik juga diwujudkan Intiland dengan menerapkannya pada karya properti. Salah satunya yakni penggunaan motif batik sebagai ornamen atap kubah di SQ Dome, Jakarta Selatan.

Atap kubah yang ini terbuat dari sejenis membran ringan dan unik karena transparan dan tembus cahaya. Atap kubah yang berbentuk menyerupai balon ini dihiasi dengan ornamen batik Cirebon bermotif Mega Mendung sehingga terlihat sangat unik dan menarik.

“Penerapan ini sukses memadukan antara desain modern dengan budaya tradisional Indonesia. Ini sejalan dengan acara pameran batik dan wastra yang dijalankan ini,” tutup Susan. 

Penulis : Romauli
Editor: Romauli
Berita Terkait