Waspada Bahaya Transaksi Digital, Ketahui Cara Pencegahannya!

Ari Kurniawan | 29 November 2023 | 23:59 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Di era modern seperti sekarang, transaksi digital menjadi suatu hal yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi bagi Anda yang tinggal di kota, bisa berkali-kali transaksi setiap harinya. 

Namun demikian, transaksi digital memiliki beberapa risiko. Artikel kali ini akan membahas risiko, faktor risiko dan tips mencegah bahaya dari transaksi digital yang digunakan sehari-hari. Selengkapnya berikut ini!

Risiko Transaksi Digital

1. Pencurian identitas 

Salah satu risiko transaksi digital yang mengintai adalah pencurian identitas. Termasuk nama, alamat rumah, nomor rekening, pin ATM, dan lain sebagainya. Masih banyak sekali orang yang tidak sadar atau tidak peduli data-datanya disebarkan dan digunakan untuk kepentingan kejahatan.

Kasus pencurian data yang cukup viral di pertengahan tahun adalah kebocoran data nasabah Bank Syariah Indonesia (BSI). Sebanyak 1,5 TB berhasil dicuri dilansir dari Lockbit, salah satu kelompok ransomware asal Rusia.

Karena maraknya kasus pencurian data ini, perlu ada tindakan untuk mencegahnya. Salah satunya adalah dengan menggunakan teknologi tanda tangan digital untuk persetujuan dokumen. 

Dengan adanya proses enkripsi, otentikasi dan jejak audit, pihak-pihak tidak bertanggung jawab tersebut akan lebih sulit untuk menggunakan identitas orang lain demi kepentingan tertentu. Meskipun begitu, perlu dipastikan bahwa tanda tangan digital yang digunakan adalah yang tersertifikasi. Sebab, sebagaimana informasi dari situs Privy, salah satu risiko menggunakan tanda tangan elektronik tidak tersertifikasi adalah kerentanannya terhadap pemalsuan. 

2. Phishing 

Phishing adalah taktik yang digunakan oleh penjahat dunia maya untuk mendapatkan informasi pribadi seperti nama pengguna, kata sandi, dan data keuangan dengan menyamar sebagai entitas terpercaya

Ciri-ciri phishing adalah ketika Anda menerima email atau pesan dari lembaga, atau organisasi besar yang mencurigakan. Mencantumkan link misterius dengan perintah berupa ancaman dan desakan. 

3. Transaksi palsu 

Risiko yang mungkin Anda temukan ketika memutuskan untuk melakukan transaksi digital baik itu untuk keperluan pribadi ataupun bisnis adalah adanya transaksi palsu. Ini terutama bagi yang memiliki usaha dan memanfaatkan transaksi digital untuk pembayaran. 

4. Gangguan layanan atau downtime 

Risiko transaksi digital lainnya adalah gangguan layanan atau downtime.Transaksi digital biasanya melibatkan penggunaan aplikasi yang ada kondisi dimana terjadi gangguan layanan. Gangguan layanan pada kurun waktu yang lama bisa mengganggu aktivitas Anda, terlebih bagi yang memiliki kebiasaan menggunakan transaksi digital untuk semua kebutuhan. 

5. Malware atau virus 

Gangguan malware adalah risiko serius dalam konteks transaksi digital. Malware (singkatan dari malicious software) mencakup berbagai jenis perangkat lunak yang dirancang untuk merugikan atau merusak sistem komputer, serta dapat mencuri informasi pribadi dan keuangan. Ini marak dilakukan oleh para penjahat. 

Faktor Risiko Utama Transaksi Digital 

1. Keamanan informasi 

Keamanan informasi adalah faktor risiko utama dalam transaksi digital. Risiko keamanan informasi mencakup potensi ancaman terhadap kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan informasi yang terlibat dalam transaksi digital. 

2. Tidak patuh terhadap regulasi 

Tidak patuh terhadap regulasi merupakan faktor risiko utama selanjutnya dalam transaksi digital. Ketidakpatuhan terhadap peraturan dan regulasi yang berlaku dapat mengakibatkan konsekuensi serius bagi perusahaan atau individu yang terlibat dalam transaksi digital. 

3. Perubahan teknologi 

Faktor risiko utama transaksi digital terdapat pada perubahan teknologi. Pasalnya, dengan teknologi yang semakin canggih, perlu ada percobaan penggunaan. BIasanya pada saat itu terjadi gangguan operasional yang rawan dibobol oleh orang yang tidak bertanggung jawab. 

4. Bencana alam atau kejadian tak terduga

Terakhir, faktor risiko utama transaksi digital adalah bencana alam atau kejadian yang terduga. Hal ini karena bisanya transaksi digital membutuhkan internet, saat terjadi bencana alam dan kejadian tak terduga sinyal bisa saja hilang. 

Tips Mencegah Bahaya dari Transaksi Digital

Risiko transaksi digital yang mengintai kita ternyata sangat berbahaya. Lalu bagaimana langkah pencegahan darinya. SImak beberapa tips mencegah bahaya dari transaksi digital berikut ini!

1. Pentingnya identitas digital 

Transaksi digital belakangan ini memang sedang naik daun. Banyak orang beralih dari metode pembayaran cash ke pembayaran digital. Menurut data Bank Indonesia per Maret 2023, nilai transaksi perbankan digital terjadi peningkatan signifikan hingga 9,88% secara tahunan. Nilainya mencapai Rp4.944,1 triliun. 

Dengan adanya peningkatan ini, harusnya diikuti juga dengan peningkatan kesadaran masyarakat atas risiko pembayaran digital yang ada. Salah satu cara adalah memahami pentingnya identitas digital. 

Anda harus tahu pentingnya mengamankan data diri dari mulai alamat, nomor rekening, pin aplikasi m-banking dan lain-lain, termasuk juga tanda tangan. Tanda tangan adalah salah satu identitas yang sering dipalsukan. Oleh karena itu, penting untuk segera beralih ke tanda tangan elektronik yang tersertifikasi. 

2. Aktifkan autentikasi 2 faktor 

Selain memiliki identitas digital, cara lain mencegah bahaya dari transaksi digital adalah mengaktifkan autentikasi 2 faktor. Selalu aktifkan opsi otentikasi dua faktor jika tersedia. Ini menambah lapisan keamanan dengan meminta verifikasi tambahan selain kata sandi.

Biasanya pihak penyedia layanan pembayaran online sudah menyediakannya. Namun masih banyak sekali yang belum tertib dalam menggunakannya karena berpikir aman-mana saja menggunakan kata sandi. Yuk mulai aktifkan autentikasi 2 faktor sekarang juga!

3. Gunakan koneksi yang aman saat bertransaksi

Salah satu cara yang mudah dilakukan oleh penjahat yang hendak melakukan penipuan atau pencurian identitas adalah melalui WiFi publik. Bahaya WiFi publik saat digunakan bertransaksi dapat merekam aktivitas Anda, artinya lebih mudah baginya untuk melakukan peretasan.

Oleh karena itu, mulai sekarang, sebisa mungkin utamakan koneksi yang aman saat bertransaksi. Jangan mudah tergiur dengan koneksi yang dibagikan secara luas sebab bahaya selalu mengintai Anda kapan dan dimana saja. 

4. Ikuti pelatihan anti-phising

Tips lainnya mencegah bahaya dari transaksi digital adalah mengikuti pelatihan anti-phising. Pasalnya, kasus phising terus meningkat di Indonesia. Pada tahun 2022, tercatat 5 tahun terakhir terdapat 34.622 kasus penipuan dengan modus ini.  Data tersebut disampaikan oleh  Ketua Pengelola Nama Domain Internet Indonesia, Yudho Giri Sucahyo. 

Oleh karena itu, sempatkan waktu untuk mengikuti pelatihan anti-phishing. Biasanya diadakan oleh pihak pemerintah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui ciri-ciri, penyebab dan pengetahuan soal modus yang berbahaya merugikan untuk Anda dan orang sekitar. 

5. Hindari mudah percaya dengan orang lain

Terakhir, tips mencegah bahaya transaksi digital adalah tidak mudah percaya dengan orang baru. Memiliki sikap terbuka, dan berteman dengan orang baru merupakan sesuatu yang baik. Namun memberikan kepercayaan dengan mudah bukanlah sesuatu yang aman dilakukan.

Misalnya, Anda baru mengenal seseorang di suatu acara. Kemudian malamnya ia mengirimkan pesan minta tolong atau pesan yang terlampir link di dalamnya. Hindari untuk lengsung percaya dan dengan mudah membukanya. 

Lakukan pengecekan ulang mengenai siapa dirinya. Ini terlihat sepele namun berarti. Pasalnya, penipuan bisa terjadi bahkan dalam waktu yang singkat. Lebih baik antisipasi daripada harus menanggung banyak kerugian. 

Nah, berikut di atas merupakan bahaya transaksi digital yang wajib Anda tahu. Mulai sekarang selalu waspada dan hati-hati jika melakukan pembayaran online, Jangan mudah terlena dan lakukan pencegahan keamanan. 

Penulis : Ari Kurniawan
Editor: Ari Kurniawan
Berita Terkait