Kesadaran Masyarakat Akan Proteksi Kesehatan dan Jiwa Terus Meningkat

Ari Kurniawan | 9 Mei 2024 | 09:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Pandemi menyadarkan masyarakat bahwa kesehatan adalah sesuatu yang sangat berharga. Hal itu berdampak positif, dimana pasca pandemi kebutuhan akan proteksi kesehatan dan jiwa pun meningkat.

Terlebih, pasca pandemi seperti belakangan ini banyak orang berpikir bahwa penyebaran penyakit menular yang bisa mengakibatkan kematian itu bisa kapan saja terjadi.  

Simon Imanto, Presiden Direktur PT Avrist Assurance mengatakan saat masa pandemi, provisi polis itu tidak ditanggung oleh perusahaan asuransi karena pandemi termasuk bencana internasional.

Tapi, asosiasi, anggota, dan regulator yang kami konsultasikan justru memberikan dampak yang baik kepada masyarakat agar klaim-klaim yang terkait dengan Covid saat itu agar tetap dibayarkan. 

"Jadi, pada dua atau tiga tahun lalu yang kami pantau dari paparannya asosiasi, klaim asuransi itu meningkat. Namun, dampak positifnya adalah kesadaran masyarakat akan berasuransi. Kalau dilihat masa pandemi ada istilahnya orang takut ke rumah sakit karena khawatir tertular. Tetapi ada beberapa yang pasti didukung adalah ketika terjadi klaim, pasti dibayar pada saat pandemi," ujar Simon Imanto dalam acara Media Gathering Avrist di Jakarta, Senin (6/5).

Setelah pandemi, lanjut Simon, kalau dilihat dari data asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, nasabah individual yang tadinya sekitar 17 jutaan di tahun 2022, meningkat jumlahnya sampai 19 juta lebih di tahun 2023. 

"Dalam kurun waktu 2022-2023 jumlahnya meningkat, ini kan memberikan kesadaran atas kebutuhan atau pun perlunya asuransi. Baik jiwa maupun produk-produk yang lain yang memang saat ini menjadi fokus adalah jiwa dan juga kesehatan," jelas Simon. 

Pada kesempatan yang sama, Jos Chandra Irawan, Direktur Bisnis PT Avrist Assurance menambahkan pasca Covid, banyak masyarakat Indonesia sadar akan pentingnya kesehatan. Maka, apa yang dilihat di masyarakat, biaya medis itu meningkat 70 persen, termasuk biaya medis yang sepenuhnya itu di atas 10 persen. 

Adanya peningkatan biaya medis, maka masyarakat juga memikirkan bagaimana bisa membeli produk dan praktik kesehatan secara individu. Jika melihat data WHO dan Kemenkes ada beberapa penyakit dengan populasi terbesar di Indonesia yaitu kanker, stroke, jantung, diabetes, gagal ginjal, dan DBD.

"Masyarakat melihat pentingnya produk asuransi kesehatan. Dan bagi Avrist sendiri itu merupakan peluang. Jadi kita membuat produk Avrist Prime Hospital & Surgical yang menjadi salah satu produk terlaris tahun 2023, merupakan produk yang didesain secara individual kita boleh membeli produk untuk perlindungan rawat inap di rumah sakit, pertanggungan di rumah sakit untuk suspect dari beberapa penyakit yang menjadi bagian dari tanggungan produk ini," papar Jos.  

Penulis : Ari Kurniawan
Editor: Ari Kurniawan
Berita Terkait