Penyesalan Zayn Malik Tidak Menikmati saat Bersama One Direction

Binsar Hutapea | 11 Mei 2024 | 02:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Zayn Malik mengklaim personel One Direction beranggapan tidak suka satu sama lain.

Zayn menjadi kontestan The X Factor pada tahun 2010 dan para juri kemudian menempatkannya di dalam sebuah boy band bersama Harry Styles, Liam Payne, Niall Horan, dan Louis Tomlinson. Mantan Gigi Hadid kini mengakui bahwa mereka seharusnya bisa bersikap lebih baik satu sama lain.

"Saya pikir masalahnya adalah, kita masih sangat muda. Dan ketika kita berada di band, kita tidak memiliki tingkat empati yang cukup karena kita belum mengerti kehidupan. Kita hanyalah anak-anak muda yang tiba-tiba terjun ke dalam situasi ini,"  Zayn berbicara di The Zach Sang Show.

"Sekarang, ketika saya melihat kembali, saya bisa melihatnya dengan cahaya positif dan bisa berkata, semua orang ini berasal dari latar belakang yang mirip dengan saya. Mereka tidak punya apa-apa, mereka bekerja keras, mereka ingin bernyanyi, mereka dimasukkan ke dalam sebuah boy band."

"Dan Anda tahu, kita saling tidak suka sampai pada tingkat tertentu karena kita adalah artis solo yang dimasukkan ke dalam sebuah band, dan seharusnya kita tidak pernah merasa seperti itu.

"Itu seharusnya tidak pernah menjadi sebuah kompetisi. Seharusnya selalu menjadi sebuah persaudaraan, dan kita seharusnya selalu ada untuk satu sama lain dan saling mendukung."

One Direction (Depositphotos)

Zayn — yang meninggalkan grup tersebut pada Maret 2015, beberapa bulan sebelum mereka melakukan hiatus yang tidak ditentukan waktunya — percaya bahwa sekarang ia jauh lebih "berempati".

"Saya pikir itu hanya perkembangan dari waktu ke waktu. Maksud saya, saya telah menjadi orang yang lebih berempati, peduli terhadap orang lain. Dan hal yang saya pelajari adalah saya seharusnya melakukan itu lebih awal," dia menambahkan. 

Ayah Khai ini kemudian menuturkan penyesalannya tidak menikmati masa saat bergabung dengan One Direction.

"Hal yang selalu membuat saya merasa bersalah ketika saya melihat kembali hidup saya adalah tidak cukup menikmati saat band tersebut."

"Saya merasa seperti saya terlalu serius. Saya bersyukur bahwa sekarang saya bisa lebih bahagia. Saya benar-benar bisa menikmati hal-hal dan memiliki sudut pandang saya sendiri. Anda tahu, seperti gelas setengah penuh dibandingkan dengan setengah kosong. Itu pilihan saya. Saya bisa memutuskan apa itu."

"Saya tidak mengerti pentingnya hanya mencoba untuk bahagia. Saya punya masa remaja yang penuh dengan kegundahan, semacam beban di pundak saya di mana saya seperti, 'Sangat keren untuk selalu bermuram durja'," pungkasnya.

Penulis : Binsar Hutapea
Editor: Supriyanto
Berita Terkait