Pengalaman Jet Li Mengurusi Anaknya yang Terkena Depresi

Binsar Hutapea | 23 Desember 2023 | 16:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Jet Li bicara soal mendampingi putri keduanya yang mengalami depresi.

Pria berusia 60 tahun ini baru-baru ini mengungkapkan hal tersebut kepada pembawa acara televisi Taiwan, Sisy Chen, dalam acara bincang-bincang Ask Sisy.

Bintang Once Upon a Time in China ini berada di Taiwan pada November lalu untuk mempromosikan biografinya, Beyond Life And Death: Jet Li Looking For Jet Li.

Jet Li telah menikah dengan mantan aktris Nina Li Chi sejak tahun 1999, dan mereka memiliki dua putri yakni Jane, 23 tahun, dan Jada, 20 tahun. Ia juga memiliki dua putri dari pernikahan sebelumnya dengan mantan aktris Huang Qiuyan.

"Saya meninggalkan karier filmku setelah tsunami Samudera Hindia pada tahun 2004 untuk fokus pada Yayasan One," katanya, merujuk pada yayasan amalnya. "Saya sibuk mengurusi masyarakat, dan istriku pada dasarnya yang merawat putriku."

Dia mengungkapkan bahwa Jada menderita depresi ketika berusia tujuh tahun, tetapi pada saat itu dia tidak tahu apa yang terjadi. Ia merasa tidak berdaya setelah kondisinya memburuk saat mencapai usia 13 tahun.

Dia mengingat bahwa pada saat itu, putrinya berada dalam keadaan ingin menyerah pada hidupnya kapan saja, dan dia tidak memiliki saluran komunikasi dengannya.

"Saya ingin menemukan kesempatan untuk mengatakan padanya: 'Maafkan saya, anakku, saya salah. Saya memberikan semua waktuku untuk dunia dan lupa peduli padamu.' Saya tidak tahu bagaimana menjadi seorang ayah yang baik, jadi bisakah aku belajar menjadi satu lagi?"

Jet Li melanjutkan bahwa ketenaran dan kekayaannya tidak berguna karena putri keduanya tidak memikirkan banyak tentangnya meskipun dia seorang bintang.

Ia dan Jada kemudian melakukan perjalanan penyembuhan bersama setelah mengetahui tentang kondisinya. Ia meminta putrinya untuk menunjukkan kekurangannya, dan Jada mengkritiknya karena terlalu egosentris dan egois.

"Pada saat itu, saya sangat kecewa, tetapi kemudian saya sangat bersyukur padanya," katanya. "Saya tidak peduli dengan perasaan orang lain pada saat itu, dan dia membangunkanku."

Kemudian, mereka memulai perjalanan eksplorasi selama tiga bulan dalam studi Buddha Tibet, dan kondisinya secara bertahap membaik.

Namun, Li menekankan bahwa agama bukan satu-satunya alasan untuk pemulihannya, dan itu hanya salah satu cara yang memungkinkan mereka memahami akar masalah.

Dia mengatakan bahwa kini ia telah menemukan kebahagiaan lagi dan, dengan pengalaman putrinya sebagai inspirasi, ia mendorong orang untuk mencari cara untuk mengatasi emosi negatif mereka.

Penulis : Binsar Hutapea
Editor: Indra Kurniawan
Berita Terkait