Abon Jambrong Unia Membuat Ikan Jambrong "Naik Kelas"

Rizki Adis Abeba | 22 Februari 2015 | 08:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Di kalangan ikan asin, nama ikan jambrong mungkin kalah populer dibanding ikan gabus, jambal roti, atau ikan teri. Tak banyak pula orang yang bisa mengolah ikan jambrong menjadi makanan sedap menggugah selera. 

Namun di tangan Nurul Husnia atau yang akrab disapa Nia, ikan jambrong diolah menjadi lauk yang dimakan dengan nasi, pelengkap makan mi, camilan, dan dijadikan oleh-oleh. Ya, sejak Agustus lalu, Nia dan sang suami, Dana, memulai bisnis pembuatan abon jambrong yang diberi merek Unia. 

Kalau Anda pencinta ikan asin, penyuka makanan gurih dan pedas, abon jambrong Unia memiliki cita rasa yang sempurna memenuhi selera Anda.
    
Bahkan kami kaget ketika mendengar ada produk abon dari ikan jambrong. Sejauh yang kami tahu, ikan jambrong menempati strata yang rendah di kalangan ikan asin. Harganya murah, tidak terlalu populer, dan mengolahnya tidak mudah. Bagaimana bisa ada orang yang terpikir membuat jambrong "naik kelas" dengan memproduksi abon jambrong siap saji?

Ide itu rupanya berawal dari kondisi "terdesak". Ramadan tahun lalu, Nia dan Dana galau. Proyek pekerjaan Dana sudah berakhir, sementara Nia sudah berhenti dari pekerjaannya sebagai pengajar. Namun Ramadan bulan yang penuh berkah. Begitu yang dirasakan pasangan ini. Setelah salat malam, mereka mendapatkan pencerahan. 

"Sempat pusing, mau Lebaran enggak ada penghasilan. Tapi saya coba nikmati saja. Suatu hari, saya salat malam, berdoa meminta pencerahan. Besoknya, saya masak ikan jambrong ini. Saya coba tawarkan kepada saudara-saudara, mereka mau. Awalnya, saya bikin sekitar 15-20 pak, lalu saya bagi-bagikan. Setelah itu mereka minta buatkan lagi, tapi enggak mau diberi gratis. Akhirnya kami hargai satu pak 25 ribu," Dana mengisahkan awal mula bisnis abon jambrong Unia.

Nia pun terus menyempurnakan rasa abon jambrongnya. "Waktu pertama buat, enggak langsung berhasil buat seperti ini. Sempat terlalu asin, alot, kacaulah. Karena saya, kan enggak tahu resepnya. Yang kenal betul sama makanan ini, suami saya. Tapi orang yang dulu suka buat untuk dia, sudah meninggal. Akhirnya sempat putus hubungan dengan ikan jambrong. Makanya saat kangen, dia minta saya buat ini. Lama coba-coba, akhirnya bisa," kisah Nia.
    
Ketagihan abon jambrong buatan Nia, promosi berjalan dari mulut ke mulut. Menjelang Lebaran, semakin banyak yang memesan abon jambrong. Dana dan Nia mulai kewalahan. Di samping tenaga yang kurang, menjelang Lebaran para pedagang di pasar banyak yang absen berdagang. 

"Saat Lebaran, semakin banyak orang yang menanyakan abon jambrong. Akhirnya, asisten rumah tangga yang sedang libur Lebaran saya panggil untuk bantu-bantu. Dari situ, jumlah pesanan meningkat terus, dari awalnya 20 pak sekarang bisa 70 sampai 80 pak sekali produksi," beri tahu Dana, tentang sekali produksi yang menghabiskan sampai 40 kilogram ikan. 

(riz/adm)

Penulis : Rizki Adis Abeba
Editor: Rizki Adis Abeba
Berita Terkait