Dua Anggota Geng Motor Sanca Bergoyang Depok Ditangkap

TEMPO | 6 Juni 2017 | 20:40 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Polisi mengungkap pembuatan dan penjualan senjata tajam yang dilakukan geng motor Sanca Bergoyang di Depok. Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Depok Komisaris Teguh Nugroho mengatakan senjata itu diproduksi di daerah Tapos.

Dua anggota geng motor ditangkap terkait penjualan dan pembuatan senjata tajam jenis clurit tersebut. "Mereka ditangkap awalnya dari postingan gengster mereka di Facebook. Di akun tersebut mereka menjual celurit," kata Teguh, Selasa, 6 Juni 2017.

Kedua remaja yang ditangkap adalah KT, 17 tahun dan DS, 16 tahun, di kawasan Cimanggis, Senin malam, 5 Juni 2017. Pelaku saat itu, kata Teguh, sedang melintas menggunakan satu motor yang dinaiki tiga orang. Setelah mereka ditangkap, polisi menggeledah rumah di Tapos, yang dijadikan tempat untuk membuat senjata tajam itu.

Teguh menuturkan kedua tersangka tergabung dalam geng motor Sanca Bergoyang. Nama tersebut diambil dari sebuah lapangan tempat para anggota geng tersebut berkumpul. "Jangkauan penjualan senjata tajam mereka sampai ke Bogor," ucapnya.

Celurit diproduksi oleh KT, yang bekerja di tempat pembuatan kichen set. KT menjual celurit kecil yang terbuat dari stainless steel seharga Rp 35 ribu dan yang paling besar Rp 250 ribu. "Saat ditangkap mereka membawa dua celurit kecil yang mau dijual. Yang besar ditemukan dipabriknya," ujarnya.

Ia menuturkan celurit tersebut diproduksi untuk dipasok ke sejumlah anggota gengster yang mereka kenal. Bahkan, sudah ada dua geng motor yang menjadi langganan membeli celurit dari mereka, yakni gengster Tritis dan OTS.

Selain itu, kata Teguh, kelompok mereka saat diamankan ingin melakukan tawuran dengan anggota geng motor lainnya. Tawuran antar geng motor belakangan marak di Depok, dan menjadi perhatian khusus masyarakat. "Kami juga fokus untuk mencari keberadaan mereka yang membuat resah masyarakat," ujarnya.

KT mengatakan memproduksi celurit kalau ada pesanan dari anggota geng lainnya. Ia belajar secara otodidak membuat celurit dari bahan lempengan stainless steel dari tempat kerjanya. "Cuma butuh 30 menit jadi (celuritnya)," ucapnya.

KT mengaku baru enam kali menjual celurit buatan tangannya ke gengster Tritis dan OTS, yang berada di kawasan Pekapuran, Cimanggis.

Adapun waktu favorit para gengster untuk tawuran adalah malam Minggu. Menurutnya, banyak anggota geng motor maupun gengster yang mencari lawan untuk melakukan tawuran. "Kalau pegang celurit untuk jaga-jaga," ujarnya. "Antisipasi serangan dari anggota geng lain."

KT terpaksa mencari uang tambahan dengan memproduksi celurit karena kebutuhan untuk rumah tangganya. Soalnya, KT telah mempunyai anak yang baru berusia sembilan bulan. "Untuk tambahan," ujarnya.

 

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait