Sulli Meninggal Dunia, Ini Penyebab dan Tanda Seseorang Ingin Bunuh Diri     

Agestia Jatilarasati | 16 Oktober 2019 | 14:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Kabar kematian Sulli menimbulkan duka mendalam untuk keluarga dan penggemarnya di seluruh dunia. Banyak pihak yang menduga ia bunuh diri karena depresi. 

Bunuh diri bisa terjadi karena berbagai faktor yang jika muncul dalam diri seseorang, dapat meningkatkan risiko terhadap perilaku yang mengarah pada upaya bunuh diri. Psikolog klinis dewasa Anna Margaretha Dauhan mengatakatan bahwa menurut penelitian yang dilakukan oleh Thomas Joiner, dkk. pada tahun 2005 dan 2009, ada tiga hal yang dapat meningkatkan risiko perilaku bunuh diri pada seseorang, yaitu:

1. Thwarted Belongingness yaitu kehilangan rasa memiliki satu sama lain. Perasaan saling memiliki menjadi penting karena manusia pada dasarnya tak dapat hidup sendiri. Manusia membutuhkan orang lain untuk berbagi bahagia dan keluh kesah. “Jika seseorang tidak memiliki hubungan yang berarti dengan orang lain kemungkinan ia akan merasa tidak ada orang yang peduli atau sayang pada dirinya,” ungkap Anna.

2. Perceieved Burdensome yaitu persepsi bahwa seseorang tidak memberikan kontribusi yang berarti di area-area yang penting (pekerjaan, sekolah, kehidupan sosial). “Ketika seseorang merasa gagal dan menjadi beban untuk orang lain, terkadang muncul perasaan bahwa dunia akan menjadi lebih baik bila dirinya tidak ada,” papar Anna.

3. Acquired Capabilty to Enact Suicide yaitu kemampuan untuk melakukan tindakan yang membahayakan diri sendiri. “Inilah yang berbahaya. Kejadian bunuh diri tidak akan terjadi tanpa adanya kemampuan untuk menyakiti diri sendiri,” kata Anna. 

Depresi Parah

Anna mengatakan jika seseorang telah memiliki ketiga faktor di atas maka kemungkinan ia akan mengalami tanda atau gejala depresi parah. Bentuk dari depresi dapat berbagai macam seperti kehilangan semangat dalam melakukan sesuatu, membenci diri sendiri, merasa sedih yang berlebihan, pola tidur yang berantakan, atau gangguan nafsu makan. Jika depresi tidak segera ditanggulangi maka bukan tidak mungkin seseorang akan melakukan tindakan menyakiti diri sendiri atau bahkan bunuh diri. 

Selain depresi ada tanda lain ketika seseorang berniat untuk mengakhiri hidupnya, yaitu jika seseorang mengalami perubahan tiba-tiba dari depresi menjadi lebih tenang dan bahagia. “Hal yang perlu diwaspadai adalah ketika seseorang yang sebelumnya mengalami depresi berat lalu berubah menjadi riang dan bahagia seketika. Rasa bahagia yang datang tiba-tiba bisa jadi karena orang tersebut sudah mengambil keputusan untuk bunuh diri,” jelas Anna. 

Jika Anda menemukan orang dengan ciri seperti itu, maka ajaklah untuk melakukan hal-hal yang dapat membuatnya bahagia seperti berelaksasi, olahraga, dan mendorongnya untuk menceritakan masalahnya kepada Anda. “Bercerita tentang beban dan keluh kesah kepada orang terdekat dapat membantu mengurangi kepenatan dan emosi negatif yang dirasakan,” terang Anna seraya menambahkan, bila diperlukan carilah bantuan profesional seperti psikolog agar dapat memberi solusi yang dibutuhkan.

(agestia)

Penulis : Agestia Jatilarasati
Editor : Agestia Jatilarasati