Tak Biasa Sarapan, Bolehkah Menyiasati dengan Menggabungkan dengan Makan Siang?

Yuriantin | 18 Februari 2019 | 09:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sebagian orang tak terbiasa sarapan. Padahal, sarapan diyakini berfungsi untuk pemenuhan nutrisi tubuh dan memengaruhi jadwal makan harian.

Ada yang menyiasatinya dengan brunch atau menggabungkan porsi sarapan dengan makan siang. Lantas apakah solusi ini baik jika dilihat dari kacamata medis?

Spesialis Gizi Klinis dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Asih Jakarta dan RSPI Bintaro Jaya, dr. Diana F. Suganda, M. Kes, SpGK, menjelaskan, sebagian orang tidak terbiasa sarapan sehingga kerap mengeluhkan perut belum siap menerima asupan makanan.

Tidak masalah makan pertama dilakukan menjelang siang sekitar pukul 10 atau 11 pagi. “Asalkan yang dikonsumsi bukan camilan atau kue saja. Asupannya tetap harus ada unsur karbohidrat, protein, dan lemak,” beri tahu Diana di Jakarta, pekan lalu.

Setelah makan pada jam tersebut bukan berarti Anda boleh melewatkan makan siang. Ia mengkhawatirkan perut akan kekenyangan jika porsi sarapan dan makan siang digabung saat makan pertama itu. Diana mencontohkan, jika makan pertama Anda pukul 10 atau 11, maka makan siang bisa diundur menjadi pukul 1 atau 2 siang, sedangkan makan malam menjadi pukul 7 atau 8 malam. 

Waktu sarapan atau makan pertama sebenarnya fleksibel, bisa disesuaikan dengan aktivitas harian individu. Sarapan wajib bagi mereka yang melakukan aktivitas yang menuntut konsentrasi pada pagi hari. Pastikan makanan yang Anda asup mengandung karbohidrat dan protein. 

“Karena nutrisi ke otak satu-satunya adalah glukosa yang berasal dari karbohidrat. Kalau otak tidak memperoleh energi maka tubuh akan sulit berkonsentrasi dan mengantuk,” ulasnya.

Beda lagi dengan mereka yang baru beraktivitas menjelang siang. Jam makan pertama boleh sedikit mundur. Yang penting, total asupan dalam sehari tercukupi.

“Contohnya, wanita rata-rata membutuhkan 1500 kalori per hari, maka jumlah asupan ini harus terpenuhi. Jam makan pertama yang mundur menyebabkan jam makan siang ikut mundur. Hal ini tidak masalah terutama bagi mereka yang telah terbiasa dengan pola makan macam itu,” Diana menyambung. 

Orang yang masuk kerja pada siang atau malam hari misalnya, makan malam pada pukul 7 atau 8 malam dan baru tidur sekitar pukul 1 atau 2 pagi. Pada pukul 10 malam boleh mencamil lagi, berupa buah atau susu. Yang penting, kata Diana, asupan gizi selama 24 jam terpenuhi.

“Makan besar pada malam hari sebenarnya diperbolehkan. Yang salah bukan kebiasaan makan tapi apa yang dimakan. Kebanyakan makanan yang dijual pada malam hari itu tinggi kalori seperti martabak atau mi instan. Selain itu, makan terakhir sebaiknya 2 atau 3 jam sebelum tidur," Diana mengingatkan.

(yuri / gur)
 

Penulis : Yuriantin
Editor: Yuriantin
Berita Terkait