Tip untuk Orang Tua: 6 Cara Menghindarkan Anak dari Perilaku Kekerasan

Rizki Adis Abeba | 15 Februari 2019 | 22:45 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Tindakan perundungan di kalangan pelajar semakin marak terjadi. Setelah kasus siswa SMP di Gresik yang merokok dan menantang guru di dalam kelas, muncul kasus pengeroyokan yang dilakukan oleh empat orang siswa SMP Negeri 2 Gelasong, Takalar, Sulawesi Selatan terhadap seorang petugas kebersihan sekolah.  

Apapun alasannya, tindakan kekerasan tidak boleh dilakukan. Agar tindakan perundungan dan kekerasan di sekolah tidak terulang lagi, diperlukan peran orang tua untuk membentuk perilaku anak dan menjauhkan mereka dari tindak kekerasan. 

Untuk menghindarkan anak dari tindakan kekerasan terhadap siapapun, orang tua perlu melakukan enam langkah berikut.


Membentuk Kepedulian
Penelitian menunjukkan bahwa seorang anak membutuhkan stidaknya lima orang dewasa untuk membantu mereka tumbuh menjadi anak yang bahagia dan sehat. Jadi bukan hanya orang tua yang sangat berperan dalam membentuk kepribadian anak saat dewasa. Kakek-nenek, paman-bibi, guru, teman-teman, dan lingkungan sekitar juga bisa memberi peran positif dan menjadi contoh bagi anak. Mengisolasi anak dengan pemikiran bahwa Anda takut anak terpapar hal-hal negatif dari orang lain hanya akan membawa dampak negatif lain. Dengan banyak berinteraksi dengan orang lain secara positif, anak akan menumbuhkan rasa peduli terhadap orang lain.

Menumbuhkan Hati Nurani
Anak lahir dengan hati nurani yang bersih. Lingkungan yang buruk yang menodainya. Tak heran, tindak pengeroyokan yang dilakukan siswa SMP di Sulses turut dibantu oleh dua orang dewasa yang salah satunya adalah orang tua dari pelaku. Ini sebabnya, orang tua memiliki peran dalam menumbuhkan hati nurani seorang anak. Bantulah anak menumbuhkan hati nurani yang baik dengan tidak berbuat kasar di depan mereka, memberikan perasaan nyaman dan aman, dan cobalah memperbaiki jika Anda berbuat kesalahan. Setiap orang tua pasti pernah berbuat kesalahan, namun bersikaplah terbuka dengan mau mengakui kesalahan dan meminta maaf. 

Mengembangkan Empati
Bantulah anak menumbuhkan rasa empati. Caranya dengan mengajarkan anak mengenali macam-macam bentuk emosi sejak dini. Bantu anak menjabarkan apa yang mereka rasakan, misalnya dengan bertanya, "Kenapa adik cemberut? Adik sedih ya? Apa yang membuat adik sedih?" atau, "Wah, kamu pasti sedang gembira ya? Dari tadi ibu lihat senyum-senyum terus." Anak akan belajar bahwa ekspersi berkaitan dengan emosi dan perasaan. Dengan memahami emosi yang ada di dalam dirinya, anak akan lebih peka terhadap perasaan orang lain atau apa yang disebut dengan berempati.

Berikan Perhatian
Jangan pernah mengabaikan anak. Tidak hanya anak-anak, bahkan orang tua akan melakukan tindakan yang aneh untuk menarik perhatian jika merasa diabaikan. Pada remaja, tindakan kekerasan bisa jadi salah satu bentuk mencari perhatian dari orang dewasa.

Bangun Kepercayaan Diri
Mengapa anak bisa terjerumus pada lingkungan yang tidak baik? Salah satu alasannya karena mereka tidak percaya diri dan mereka mencoba membangun kepercayaan diri dengan masuk ke lingkungan di mana mereka merasa diakui, meski lingkungan itu buruk untuk mereka. Buat anak percaya diri dengan memuji dan mengakui setiap perbuatan baik dan pencapaian mereka. Biarkan mereka merasa dirinya berharga.

Hindari Hukuman Fisik
Memberikan hukuman fisik dengan kekerasan akan meninggalkan trauma dan tentunya memberikan contoh buruk bagi anak. Anak-anak yang biasa mendapatkan hukuman berupa kekerasan fisik akan menjadi kebal dan menganggap kekerasan adalah hal yang wajar. 

(riz)

Penulis : Rizki Adis Abeba
Editor: Rizki Adis Abeba
Berita Terkait