Tim Sukses Jokowi Akan Beri Perhatian Khusus pada 10 Daerah Ini

TEMPO | 13 September 2018 | 22:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Koalisi pendukung Jokowi akan memberikan perhatian khusus pada 10 daerah tempat Presiden Jokowi kalah di pemilihan 2014. "Itu bagian dari analisa internal kami. Sembilan daerah ini akan menjadi perhatian khusus kami," ujar Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) Johnny Gerald Plate saat ditemui di kantor pusat KIK, Gedung High End, Jakarta pada Rabu, 12 September 2018.

Pada pemilihan presiden 2014 lalu, derdasarkan rekapitulasi data dari Komisi Pemilihan Umum, Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla kalah di 10 Provinsi dari pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Di Provinsi Aceh, Jokowi kalah dari Prabowo dengan perolehan 45,61 persen berbanding 54,93 persen.

Di Sumatera Barat Jokowi kalah jauh dengan perolehan 23,08 persen sementara lawannya 76,92 persen. Di Riau, Prabowo unggul tipis dengan perolehan suara 50,12 persen berbanding 49,88 persen. Di Sumatera Selatan, Prabowo unggul 51,26 persen berbanding 48,74 persen. Di Banten, Prabowo mendapat 57,10 persen, sementara Jokowi 42,90 persen. Di Jawa Barat, Jokowi kalah dengan perolehan 40,22 persen dan Prabowo 59,78 persen. Di Kalimantan Selatan keduanya berbeda tipis dengan perolehan 50,05 persen berbanding 49,95 persen.

Jokowi kalah jauh dari Prabowo di angka 27,55 berbanding 72,45 persen di Nusa Tenggara Barat. Begitupula di Gorontalo, Prabowo unggul jauh di angka 63,10 berbanding 36,90 persen. Di Maluku Utara, suara keduanya terpaut 8,9 persen yakni 54,45 persen berbanding 45,55 persen.

Johnny Gerald Plate mengatakan, peta dukungan telah berubah dalam empat tahun kepemimpinan Jokowi. Terlebih formasi pimpinan daerah dari tiga kali Pilkada telah berubah dan caleg-caleg baru juga bermunculan mengubah profil basis elektoral. "Semua sudah jauh berubah," ujarnya.

Wakil Ketua TKN KIK Abdul Kadir Karding sebelumnya sempat mencontohkan, untuk Jawa Barat dan Banten sudah terlihat berubah. Dia juga memprediksi Kalimantan Selatan dan Sumatera Selatan juga bisa berubah. "Berubahnya itu, selain karena Pak Jokowi berpasangan dengan Kiai Ma'ruf Amin, juga pembangunan yang nyata di daerah yang kalah tersebut," ujar Karding.

Politik identitas dan sentimen-sentimen agama, menurut Sekretaris Jenderal PKB ini, sudah tidak laku lagi dimainkan setelah Jokowi berpasangan dengan Ma'ruf Amin. 

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait