RESENSI FILM The Greatest Showman, Aksi Panggung Sang Pelopor Sirkus

Andira Putri | 22 Desember 2017 | 16:50 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Film The Greatest Showman menampilkan kisah nyata pelopor sirkus P.T. Barnum (Hugh Jackman). P.T. Barnum memiliki antusiasme dan imajinasi tinggi tentang hal-hal unik. Pemikiran P.T. Barnum kerap mendapat dukungan dari sang istri Charity (Michelle Williams) dan kedua putrinya.

Ketika kantornya bangkrut, P.T. Barnum pun memutuskan untuk mengejar mimpinya. P.T. Barnum mendirikan sebuah tempat pertunjukan lalu mengajak orang-orang dengan penampilan unik bergabung. Ada perempuan yang memiliki kumis, pria dengan tato di sekujur tubuh hingga pria dengan ukuran tubuh begitu tinggi.

Orang-orang berpenampilan unik diminta tampil dengan bakat masing-masing. Pertunjukan P.T. Barnum kemudian dijuluki sebagai sirkus. Kehadiran sirkus mampu membuat masyarakat penasaran dan menontonnya. Sirkus P.T. Barnum pun sukses besar.

Namun di balik setiap kesuksesan, ada masalah yang datang menghampiri. Sejumlah masyarakat menganggap sirkus aneh dan menggelar aksi protes.

P.T. Barnum juga mendapat godaan lain lewat bisnis pertunjukan musik bersama penyanyi Jenny Lind (Rebecca Ferguson). Bisnis sampingan membuatnya kerap meninggalkan sirkus dan menyerahkan tanggung jawab kepada rekannya Phillip Caryle (Zac Efron). Bagaimana nasib sirkus tersebut?

Sesuai dengan judulnya, The Greatest Showman benar-benar menjadi film penuh aksi panggung. Sutradara Michael Gracey mampu mengarahkan deretan adegan musikal dengan indah. Sinematografinya baik kemudian tata musiknya dramatis.

Untuk musik, Pasek & Paul kembali menunjukan kemampuan mereka setelah sukses menulis lirik soundtrack La La Land. Lagu-lagunya enak didengar dan sesuai dengan cerita film. Adegan favorit adalah saat Hugh Jackman dan Zac Efron menyanyikan The Other Side serta ajang pembuktian pemain sirkus lewat This Is Me.  

Para pemain The Greatest Showman juga memperlihatkan keseimbangan antara akting dan aksi panggung. Mereka membawakan kedua elemen tersebut dengan sama baiknya.

Sayang, The Greatest Showman hanya menjadi film dengan aksi panggung belaka. Film ini tidak didukung oleh jalinan cerita dan penggambaran karakter kuat. Film dibiarkan mengalir begitu cepat sehingga penonton tidak diberikan waktu untuk mendalami kisahnya.

(dira/ray)

Penulis : Andira Putri
Editor: Andira Putri
Berita Terkait