Baahubali 2: The Conclusion, Produk Bollywood Pengancam Hollywood

Wayan Diananto | 12 Mei 2017 | 23:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Pekan ini, tak ada yang lebih mencengangkan dari pencapaian film Baahubali 2: The Conclusion.

Di tangga box office dunia, karya sineas S.S. Rajamouli itu bertengger di peringkat tiga. Ia hanya kalah dari waralaba Fast & Furious 8 dan How To Be A Latin Lover.

Pencapaian ini menjadi sejarah baru bagi seniman Bollywood di tanah Hollywood. Apa yang membuat jilid kedua Baahubali jadi ancaman bagi film-film pabrikan Hollywood?

Baahubali 2 memecahkan rekor dengan mengeruk laba kotor 81 juta dolar AS atau setara 1,078 triliun rupiah dalam tiga hari. Jumlah sefenomenal itu diperoleh berkat keberanian duet produser Shobu-Prasad mendistribusikan film ke 9.000 layar di seluruh dunia dalam format 2D konvensional dan IMAX.

Kisah dimulai ketika Ibu Suri Sivagam Devi (Ramya) berencana mengukuhkan putranya, Baahubali (Prabhas) menjadi raja Kerajaan Mahishmathi. Rencana itu membuat saudara Baahubali, Bhallala Deva (Rana) berang. Bersama Bijjaladeva (Nassar), ia merancang rencana licik. Keduanya tahu Baahubali dan pamannya, Kattappa (Sathyaraj) menyamar menjadi rakyat jelata di Kerajaan Kunthala. Baahubali tengah jatuh hati pada putri Kerajaan Kunthala, Devanesa (Anushka).

Diam-diam, Bhallala Deva meminta restu dari Ibu Suri untuk melamar Devanesa. Ibu Suri menyetujui. Ia mengirim gaun pengantin dan peranti pernikahan ke Kunthala. Sayang, lamaran itu ditolak. Tidak terima atas penolakan itu, Ibu Suri menyerang Kunthala. Ia meminta Baahubali menangkap Devanesa sebagai tahanan. Inilah awal perpecahan di Mahishmathi.

Baahubali 2 paduan ambisi dan dedikasi. Dedikasi tercermin dari keputusan Prabhas yang rela menunda pernikahan demi menyelami karakter Amarendra Baahubali selama lima tahun. Tidak heran jika dalam setengah dekade, ia tampak menyatu dengan karakter yang diperankan. Termasuk, memahat tubuhnya lebih berbentuk sekaligus berotot laksana satria.

Di sisi lain, ambisi membuat sineas Rajamouli bertekad menyajikan gambar-gambar yang menajamkan citra megah-kolosal. Kamera Senthil Kumar membingkai adegan Rajmata Devasena berburu babi hutan bersama sepupunya, Kumara (Subbaraju) dengan gesit. Belum lagi, cara Senthil mengabadikan serangan tentara Mahishmathi ke Kunthala. Ia piawai menangkapi momen penting tanpa kehilangan sisi keindahan.

Tak hanya lihai melahirkan gambar-gambar akbar. Senthil piawai membangun aura romansa dua tokoh utama. Bahkan, di tengah perang sekali pun. Adegan Baahubali membimbing Devanesa melesatkan tiga anak panah terasa romantis.

“Bukan tiga jari melainkan empat, Tuan Putri. Putar (telapak) tanganmu searah gerakan tubuh,” beri tahu Baahubali. Adegan itu dihiasi tetes-tetes darah. Di sisi lain, adegan minim dialog itu memberi tahu kita mengapa keduanya saling jatuh cinta. 

Naskahnya, indah. Alurnya, relatif sulit ditebak. Beberapa dialog yang terkesan klise ditutur dalam format lirik untuk menghindari kesan picisan. Dengan kata lain, lirik dibuat untuk menjahit adegan lalu dipakai oleh pikiran penonton. Efek visualnya memukau, kecuali adegan terakhir ketika patung kepala raja hanyut ke sungai, jatuh ke air terjun, bersama lirik “Sungai Kehidupan.”

Pemain    : Prabhas, Rana Daggubati, Anushka Shetty, Ramya Krishnan, Sathyaraj, Subbaraju
Produser    : Shobu Yarlagadda, Prasad Devineni
Sutradara    : S. S. Rajamouli 
Penulis    : S. S. Rajamouli
Produksi    : Arka Mediaworks
Durasi        : 2 jam 47 menit

 

(wyn/gur)


    

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait