Asisten Rumah Tangga, Bagaimana Seharusnya Kita Memperlakukan Mereka?

aura.co.id | 9 Juni 2019 | 12:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Setiap menjelang dan sesudah lebaran, sebagian keluarga dipusingkan dengan urusan pekerjaan rumah. Mengingat pada momentum ini banyak asisten rumah tangga (ART) mudik, bahkan tidak kembali lagi bekerja di rumah majikan mereka yang lama.

Tak  dipungkiri, keberadaan ART sangat dibutuhkan untuk membantu pekerjaan di rumah kita sehari-hari. Terlebih, banyak pasangan suami istri yang sibuk berkarir mulai pagi hingga malam hari. Nasib pekerjaan rumah mulai dari mencuci, menyetrika, memasak, hingga mengurus anak pun kini menjadi tanggung jawab ART.

Fenomena tersebut juga dialami jutaan ART yang mengadu nasib hingga ke negera lain. Banyak diantara mereka yang tinggal bersama pengguna jasa dan mengalami eksploitasi.

Diantaranya, dibayar dengan gaji rendah, atau bahkan tidak dibayar sama sekali, jam kerja berlebihan—hingga bekerja 24 jam dalam sehari, tidak ada hari libur setiap minggunya, kondisi hidup yang buruk dan tidak aman. Ditambah biaya agensi berlebihan, jeratan hutang, kerja paksa dan dikurung secara paksa.

Bahkan, lebih buruk lagi mereka dibatasi makan dan minum, kekerasan seksual, pemerkosaan, tidak diberi akses layanan kesehatan hingga penyiksaan fisik dan psikologis.

“Sangat penting menciptakan lingkungan rumah yang nyaman (happy home) bagi pekerja rumah tangga, sehingga tidak ada lagi eksploitasi. Pastikan setiap minggunya, PRT mendapatkan hari libur yang bisa mereka gunakan melakukan aktivitas lainnya,” kata Tara Dermott selaku Program Leader IOM X di Jakarta, Rabu (25/5).

Adalah impian setiap PRT untuk bisa merasakan kenyamanan di tempat mereka bekerja, sama seperti rumah merekaa sendiri. Penuh kebahagiaan, rasa saling menghormati, menghargai, percaya, dan kenyamanan.

Guna mencegah eksploitasi terhadap jutaan PRT yang bekerja di kawasan Asia Tenggara (ASEAN), IOM X bekerja sama dengan U.S. Agency for Interational Development (USAID) meluncurkan video Open Doors.

Dermott menjelaskan, video berdurasi 22 menit ini membawa pesan kepada pengguna jasa bahwa hubungan positif dengan PRT yang didasari rasa saling percaya dan komunikasi yang baik, dapat menciptakan rumah yang nyaman.

Kampanye ini mendorong migrasi yang aman, serta peran dan gerakan masyarakat dalam menghentikan eksploitasi dan tidak pidana perdagangan perempuan. Dengan memahami hak dan kewajiban baik pengguna jasa dan PRT, diharapkan mampu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.

Penulis : aura.co.id
Editor: aura.co.id
Berita Terkait