Cak Lontong dan Filosofi di Balik Jargon "Mikir!"

Rizki Adis Abeba | 28 Desember 2014 | 10:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Dengan kemampuannya memainkan logika atau dikenal dengan istilah silogisme, Cak Lontong melucu dengan bahasan sederhana, mimik wajah serius, dan bahasa baku terstruktur, lewat survei-survei konyol dengan logika absurd yang membuat orang harus "mikir!". 

Jangankan Anda yang menonton di televisi, para pelawak yang juga hadir di ILK pun seringk ali dibuat jengkel dan mati kutu oleh lawakan Cak Lontong. Apalagi di akhir kalimatnya, ia menusuk dengan kata mikir!.
    
Jargon mikir! tak muncul begitu saja. Ada filosofi yang ingin disampaikannya lewat kata mikir, yang sederhana namun bermakna. 

"Menurut saya, kelemahan saya sebagai komedian, badan saya terlalu besar, jadi enggak bisa banyak bergerak. Mimik wajah saya juga terlalu datar, enggak bisa lucu. Jadi saya harus menggunakan kekuatan verbal untuk berkomedi. Kekuatan verbal itu bisa muncul kalau kita punya banyak bahan. Pengalaman di stand-up comedy termasuk membuat saya punya banyak materi, karena stand-up comedy itu gaya melawak yang mengandalkan diri sendiri. Nah, kunci lawakan saya, ya harus mikir. Mikir untuk mencari materi, mikir bahan lawakan, dan mikir mencari ide. Sebenarnya dari situ munculnya jargon mikir!" urai pria bertubuh tinggi besar ini.
     
Kalau jargon mikir! dipakainya untuk menutup kalimat, ketika membuka lawakan ia punya jargon lain, "salam lemper!". Lulusan Institut Teknologi Sepuluh November ini mengisahkan, ini terinspirasi "salam super" milik Mario Teguh. 

"Saya berpikir, ingin punya acara bergaya seperti acaranya Mario Teguh. Tapi kalau jargonnya 'Golden Ways', saya 'Gendeng Ways'. Kalau dia 'salam super', saya 'salam lemper!' Namanya Lontong, salamnya lemper, kan sejenis, masih nyambung. Jadi waktu kali pertama tampil di Stand Up Comedy Metro TV, saya pakai salam itu. Sampai sekarang ternyata cukup lekat dengan saya," pungkasnya. 

(riz/adm)

Penulis : Rizki Adis Abeba
Editor: Rizki Adis Abeba
Berita Terkait