Inilah Beberapa Pemeriksaan Yang Harus Dijalani Pasien Kanker

Wayan Diananto | 18 Maret 2019 | 04:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Dalam kamus kanker, ada istilah PD-L1 atau programmed cell death-1. Ini berhubungan dengan imunoterapi, yakni metode pengobatan dengan mencegah interaksi sel T milik sistem imun dengan tumor. Mengingat, saat keduanya berinteraksi, protein di tumor bernama Programmed Death-Ligand 1 akan melumpuhkan sel T. Akibatnya, sel-sel imun ini tidak dapat mengenali dan membunuh sel-sel kanker. Pemeriksaan PD-L1 penting dilakukan.

"Kalau hasil PD-L1 lebih dari 50 persen, maka pasien itu menjadi kandidat untuk menjalani imunoterapi, bukannya kemoterapi," terang Kepala Departemen Patologi Klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, dr. Lisnawati, SpPK, kepada tabloidbintang.com di Jakarta, belum lama ini. Lisnawati menambahkan, sebelum pemeriksaan PD-L1 dilakukan, pasien kanker menjalani sejumlah pemeriksaan lain.

Jika dokter mengetahui ada masa tumor atau kanker di bagian tubuh tertentu, biasanya dilakukan biopsi. Hasil biopsi kemudian dikirim ke spesialis patologi anatomi untuk dicek apakah benar tumor atau bukan. Kalau memang tumor jenisnya apa. Tim dokter di bidang patologi anatomi dituntut bisa mendiagnosis sampai tipe sistologi karena hasilnya terkait erat dengan jenis terapi yang akan dijalani pasien kanker.

"Misalnya, pasien diduga mengidap ardeno karsinoma. Kami harus cek dulu mutasi EFGR positif atau tidak. Kalau positif diberikan obat. Kalau negatif dilanjutkan dengan pemeriksaan alkaline phosphatase (ALP). Bisa juga dengan pemeriksaan PD-L1. Kalau masih ada keraguan, ada pemeriksaan imunohistokimia untuk memastikan tumornya jenis apa," sambung dia.

Di tubuh manusia, ada limfosit khususnya limfosit T, untuk mendeteksi sistem imun dan dapat mematikan sel tumor. Namun sel-sel tumor tak kalah pintar. Mereka merilis antigen. Antigen akan ditangkap oleh sel dendritik. Sel dendritik mengabari kelenjar getah bening untuk mengaktifkan limfosit T alias sel T yang semula tidak aktif. Setelah aktif, sel T keluar dari kelenjar getah bening untuk membantai sel-sel tumor.

"Caranya, sel T mengeluarkan enzim untuk melisis sel tumor. Atau menginduksi atau menyebabkan apoptosis (kematian sel)," pungkas dia.

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait