Kamus Diabetes: Dari Nasi Putih Hingga Urine Dikerubuti Semut

Wayan Diananto | 12 Juli 2019 | 21:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Riset seputar diabetes terus dilakukan, mengingat ada banyak mitos dan fakta seputar diabetes yang berkembang di masyarakat. Untuk menjernihkan masalah ini, kami mewawancarai Ketua Perhimpunan Edukator Diabetes Indonesia, Dr. dr. Aris Wibudi, Sp.PD-KEMD. Ia meluruskan 5 salah kaprah paling populer seputar diabetes. Anggap saja artikel ini kamus mini diabetes, semoga bermanfaat untuk Anda dan keluarga.

Nasi dan mi ayam

Haruskah pasien diabetes memerangi karbohidrat? Tidak. Karbohidrat dibutuhkan tubuh sebagai sumber energi. Aris menjabarkan, dalam sepiring hidangan untuk pasien diabetes, porsi karbohidrat seperempat, protein seperempat, sisanya sayur (tidak termasuk kuah). Jika sayur yang dikonsumsi mentah, porsinya semangkuk penuh. Nasi putih memang lebih cepat menaikkan kadar gula darah jika dibandingkan dengan nasi merah. Namun indeks glikemik keduanya tidak berbeda jauh.

“Nasi merah tampak lebih sehat karena kandungan seratnya lebih banyak, sehingga orang tidak akan mengonsumsi nasi merah sebanyak nasi putih. Bagaimana dengan mi ayam? Kiatnya sama yakni porsi mi seperempat, ayam seperempat, sisanya sayuran,” urai Aris ketika ditemui di Jakarta Selatan, pekan lalu.

Makan durian, boleh?

Di kerajaan buah, indeks glikemik durian sangat tinggi. Bukan berarti ia pantas dimusuhi. Indeks glikemik durian, dibandingkan nasi putih, bahkan lebih rendah—durian 55, nasi putih 65. Namun berdasarkan pengalaman, orang makan durian tidak mungkin hanya satu biji, kan? Usai makan durian, Aris menyarankan Anda menebus 'dosa' itu dengan jalan kaki selama 30 menit.

“Atau Anda bisa mengakalinya dengan jurus ini. Sebelum makan durian, makanlah sayur sebanyak 200 gram dalam bentuk lalapan atau selada, satu buah mentimun dan tomat, baru kemudian makan durian. Sayur, mentimun, dan tomat itu berfungsi sebagai alas untuk memperlambat penyerapan gula. Inilah win-win solution yang memungkinkan penderita diabetes terpenuhi keinginannya dengan risiko minimal,” ia memaparkan.

Frekuensi pengecekan gula darah

Pemeriksaan kadar gula darah idealnya dilakukan 3 kali sehari. Terkesan merepotkan namun tujuannya spesifik. Jika pemeriksaan dilakukan 1 jam setelah makan, tujuannya untuk mengetahui kadar gula darah akibat mengonsumsi makanan tertentu. Jika dilakukan 2 jam setelah makan, untuk mengetahui seberapa besar kemampuan tubuh menurunkan kadar gula secara alami.

Bakar lemak

Solusi hidup sehat itu klise, pola makan dengan gizi seimbang dan olahraga. Tujuan olahraga bagi penderita diabetes, kata Aris, lebih spesifik, yakni membakar lemak di area perut dan membentuk massa otot. Awali olahraga dengan pemanasan selama 15 menit lalu lakukan gerakan inti.

“Pembakaran lemak dengan olahraga harus dilakukan 7 kali dalam seminggu, sebaiknya sore hari. Anda tidak disarankan olahraga pagi sebelum sarapan. Kalau mau olahraga pagi, Anda harus sarapan minimal sepertiga dari porsi sarapan biasanya,” Aris mengingatkan.

Gejala 3P

Seperti kanker, diabetes sebaiknya dideteksi sejak dini. Saat Anda merasa tubuh baik-baik saja, tak ada salahnya menjalani pemeriksaan kesehatan umum di rumah sakit setahun sekali. Gejala diabetes yang ditemukan menggambarkan berapa lama penyakit itu terlambat dideteksi. “Yang paling sering gejala 3P. Pertama, polifagi atau nafsu makan meningkat. Kedua, polidipsi yaitu sering haus yang membuat pasien lebih banyak minum. Terakhir, poliuri alias sering kencing. Bila gejala ini muncul, maka Anda terlambat mendeteksi diabetes selama 6 tahun. Apalagi jika urine Anda dikerubuti semut, itu sudah terlambat 10 tahun,” Aris mengakhiri perbincangan.

 

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait