Jamu Air Mancur Pertahankan Warisan Budaya Indonesia untuk Go International

- | 12 Juli 2018 | 02:45 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Kebutuhan industri obat herbal di Indonesia diperkirakan akan meningkat berlipat dengan permintaan pangan fungsional. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2010 menunjukkan lebih dari separuh penduduk Indonesia mengonsumsi jamu dan 95 persen menyatakan jamu bermanfaat untuk kesehatan.

Laman website Kementrian Perindustrian juga menyatakan omzet industri obat herbal nasional di 2011 telah mencapai Rp 11 triliun, dan meningkat hingga Rp 20 triliun pada 2015. Euromonitor juga memperlihatkan pasar obat herbal mengalami pertumbuhan permintaan 9 persen dari tahun ke tahun; US$ 500 juta pada 2012, US$663 juta pada 2013,dan US$ 800 juta pada 2017. 

Tren ‘kembali ke alam’ juga gencar disuarakan dunia internasional, sehingga permintaan terhadap produk herbal semakin meningkat di negara maju maupun berkembang.

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2001 menyebutkan 50-75 persen penduduk negara maju telah menggunakan pengobatan tradisional, termasuk obat-obat berbahan dasar alam. Sedangkan negara berkembang seperti benua Afrika, Asia dan Amerika Latin mencapai 80 persen. Bahkan 85 persen dokter di negeri Jepang tidak hanya meresepkan obat sintetis modern, namun juga obat herbal tradisional yang telah ditanggung dalam asuransi. Penggunaan obat tradisional di Cina mencapai 90 persen, Perancis 49 persen, Kanada 70 persen, Inggris persen, dan Amerika Serikat 42 persen.

Bersama dengan seruan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mendukung penggunaan obat herbal alami, merupakan tanggung jawab Air Mancur kepada masyarakat dalam memberikan layanan dan produk kesehatan berbahan dasar alam yang bermutu secara konsisten sesuai standar internasional yang berlaku.

PT. Jamu Air Mancur (Air Mancur) melengkapi standar produk dan layanan bertaraf internasional dengan meraih sertifikat ISO 9001:2015, sistem manajemen mutu yang memastikan pedoman operasional terbaik untuk menghasilkan produk berkualitas untuk pasar dunia.

Dengan sertifikat ISO 9001:2015 terbaru yang dimiliki,  Air Mancur siap untuk lebih serius menggarap pasar internasional dengan membawa produk jamu sebagai obat alami warisan budaya Indonesia. 

“Dengan sertifikat yang lengkap dan berstandar internasional terbaru ISO 9001:2015 ini, Air Mancur siap untuk lebih gencar di pasar Internasional. Produk kesehatan Air Mancur selama ini sudah kuat di beberapa negara Asean; seperti  Malaysia dan Brunei Darussalam. Ke depannya, kami akan lebih agresif lagi menembus pasar Afrika, Eropa, danTimur Tengah,” ujar Aries Ikawati Arifah, Brand Manager PT. Jamu Air Mancur. 

Melihat potensi yang sangat besar untuk obat herbal sekaligus menjaga warisan budaya bangsa, maka Air Mancur berkomitmen menjadikan jamu sebagai produk identitas Indonesia yang berkualitas dan bisa diterima oleh masyarakat internasional. 

“Pentingnya kepuasan pelanggan memotivasi Air Mancur terus meningkatkan kemampuan untuk menyediakan produk warisan budaya berbahan dasar alam secara konsisten yang memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai persyaratan hukum serta peraturan yang berlaku,” ungkap Muji Sarjono, General Manager HRD Air Mancur. 

Selain ISO 9001:2015, produk Air Mancur telah meraih sertifikat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) terlengkap di Indonesia serta sertifikasi halal dari MUI (Majelis Ulama Indonesia). Perusahaan yang berdiri sejak 1963 ini juga menerapkan standar GMP (Good Manufacturing Practice) untuk menjamin kebersihan seluruh rangkaian proses produksi hingga pengemasan yang dilakukan dengan mesin higienis.

Air Mancur hadir memenuhi kebutuhan produk herbal untuk bayi, dewasa, pria, dan wanita dalam berbagai kategori; Herbal Medicine (jamu serbuk seduh untuk kesehatan pria dan wanita, jamu bersalin lengkap), Topical Medicine (parcok suspensi, parcok minyak urut, nyeri otot, pegal), dan Baby Product (minyak telon), maupun Extract Capsule (herbavit, kolesdon, produk stamina dan lainnya).

Bermula dari sebuah industry rumah tangga sederhana, di Solo, Jawa Tengah;  tiga orang sahabat Lambertus Wonosantoso, Rudy Hindrotanojodan, Kimun Ongkosandjojo, bergabung untuk meramu obat-obatan tradisional untuk dijual ke Jakarta. Awalnya, semua dikerjakan dengan alat-alat tradisional yang sederhana, dilaksanakan oleh 11 karyawan.

Dengan kerja keras dan semangat usaha yang tinggi, mereka pun berhasil mendirikan pabrik pertama, lengkap dengan sebuah mesin modern namun bekas. Dalam waktu Sembilan bulan, mereka telah mencatat sejarah dengan mengubah usaha rumahan menjadi sebuah badan hukum PT. AIR MANCUR pada 23 Desember 1963. AIR MANCUR terus berkembang pesat dengan kurang lebih 1.800 pekerja dan beberapa unit pabrik yang tersebar di Solo, Wonogiri dan Karanganyar.

Kini AIR MANCUR semakin memantapkan posisinya sebagai salah satu perusahaan jamu terbesar di Indonesia, yang memiliki reputasi tidak saja di negeri sendiri, namun juga di dunia internasional. Produk Air Mancur telah sejak lama diekspor keberbagai belahan dunia antara lain Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Taiwan, Hong Kong, bahkan Timur Tengah, dan Afrika.

Penulis : -
Editor: -
Berita Terkait