Pariwisata Bali Mencoba Bangkit di Tengah Pandemi, Beragam Promosi Siap Goda Wisatawan

Redaksi | 5 Februari 2022 | 02:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Hampir dua tahun Indonesia dihantam pandemi Covid-19. Berbagai sektor terdampak, salah satunya pariwisata. Bali sebagai pusat pariwisata terbesar di Indonesia mencoba bangkit meski tingkat keterisian hotel belum sebaik dulu. Ini terungkap dalam webinar “Yok Yok Ayok Daur Ulang,” program edukasi tata kelola sampah, terutama plastik, berkelanjutan yang diusung PT Trinseo Materials Indonesia. Dalam webinar yang digelar Kamis (3/2/2022), Kepala Divisi Pengembangan Kerjasama Internasional Bali Tourism Board, Ratna Soebrata, menyatakan, “Kami yakin ketika bisnis pariwisata kembali normal, dengan kesiapan yang kami lakukan sekarang, kami akan siap menyambut para wisatawan kembali ke Bali.”

Ia menyebut, Bali telah melakukan banyak penyesuaian, dari menerapkan protokol untuk meyakinkan wisatawan, menggelar promosi bekerja sama dengan maskapai maupun hotel dan masih banyak lagi. Orang luar Bali yang bekerja di Pulau Dewata menyewa tempat kos dengan biaya per bulan 5 juta rupiah. Kini banyak hotel dengan fasilitas lebih dimaksimalkan hadir dengan rate mingguan. Ini ditempuh untuk “menggoda” wisatawan, terutama domestik yang merupakan salah satu harapan Bali untuk bangkit.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali Drs. I Made Teja, menambahkan, “Adanya peraturan lockdown yang mengurangi aktivitas di luar ruangan memengaruhi peningkatan sampah, terutama PS Foam atau styrofoam.” PS Foam berbahan dasar Polystyrene pilihan tepat untuk daur ulang berkelanjutan. Ia dapat didaur ulang 100 persen ke kondisi bahan bakunya dengan program yang telah diinformasikan ahli professional Polystyrene. Dengan daur ulang, Polystyrene berdampak baik dari segi penghijauan dan ekonomi.

Founder Bali Waste Cycle sekaligus Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia, Putu Ivan Yunatana, menjelaskan penerapan pengelolaan sampah dari sumber sudah berjalan baik. “Tugas kita, melakukan pemilahan dengan baik lalu dibawa ke industri daur ulang. Dengan demikian kita dapat mencapai ekonomi sirkular. Sampah tidak lagi berserakan di lingkungan sekitar,” Putu mengakhiri webinar “Yok Yok Ayok Daur Ulang.”

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait