Film "Brush with Danger" Kurang Berhasil, Livi Zheng Tidak Kapok Bikin Film di Hollywood

Wayan Diananto | 20 Agustus 2016 | 18:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sineas Livi Zheng (27) kembali ke Indonesia. Di negaranya sendiri, dia ditanya mengapa debut filmnya, Brush with Danger, tidak masuk daftar box office nasional maupun internasional.

Livi punya jawaban sendiri. Ia menegaskan tidak kapok bikin film dan berjibaku di Hollywood lagi. Semangat ini diapresiasi bintang film Star Wars, Yayan Ruhiyan.
   
“Sejujurnya, saya tidak kecewa dengan pencapaian Brush with Danger. Film itu telah dibeli Sony Home Entertainment untuk diedarkan ke Amerika. Saat dirilis di Amerika, film itu diputar di sejumlah bioskop di New York, Los Angeles, Dallas, San Fransisco, San Jose, serta kota-kota lain,” beri tahu Livi di Kemayoran Jakarta, minggu ini.

Dia menambahkan, Brush juga didistribusikan ke Meksiko, Kanada, dan sejumlah kawasan di Amerika Utara. 

Livi Zheng mensyukuri pencapaian tersebut. Meski di Indonesia kurang disambut, apa yang diraih Brush with Danger di luar ekspektasinya. Kesuksesan itulah yang menyemangati sineas kelahiran 3 April itu untuk memproduksi film kedua, Insight. 

Insight mengisahkan kakak beradik bernama Jian dan Bao. Sejak kecil keduanya memiliki talenta untuk melihat masa depan serta hal-hal tak kasat mata. Suatu hari, Jian dikabari bahwa Bao terbunuh di Los Angeles. Ia kemudian terbang ke Los Angeles untuk menyelidiki kasus tersebut. 

Penyelidikan melibatkan seorang detektif bernama Abby. Si detektif awalnya, tidak percaya pada kemampuan Jian melihat hal-hal tak kasat mata. Perlahan Abby dibuat percaya bahwa talenta itu bisa membantunya menguak apa yang sebenarnya menimpa Bao. Insight melibatkan sejumlah aktor Hollywood antara lain, Tony Todd (Candyman), John Savage (The Deer Hunter), Keith David (Armageddon), dan Sean Patrick Flanery yang melambung lewat film Saw. 

Semangat Livi tidak takut mencoba berkarya lagi mendapat pembelaan dari aktor laga Yayan Ruhiyan.

“Seingat saya, untuk bisa memproduksi film pertamanya, Livi ditolak 30 rumah produksi maupun produser. Kalau saya menjadi Livi, tiga kali ditolak produser sudah cukup. Lebih baik saya cari pekerjaan di bidang lain,” Yayan berkomentar. Semangat Livi untuk terus mencoba membuat aktor berambut gondrong itu merasa seperti disindir. 

 “Bayangkan, seorang perempuan ditolak 30 kali di negeri orang dan enggak mau menyerah. Saya yang laki-laki ini mampukah bertahan ditolak puluhan kali? Buat saya, itu nilai tambah yang tidak dimiliki pekerja seni lain. Livi merangkak dari bawah. Karenanya, saya bangga bekerja sama dengannya,” ujar pemeran Mad Dog dalam film The Raid.

Di film Insight, Yayan dipercaya membuat koreografi baku hantam. Proses produksi film itu telah dimulai. Terlepas dari hasil akhirnya nanti, Yayan berharap khalayak akan tetap mengapresiasi dengan memberi kritik yang sehat. Jika kualitasnya bagus, jangan ragu melayangkan komplimen. 

“Jangan melihat film dari negeri sendiri dengan memakai kacamata dari luar. Seringkali film Indonesia dibilang bagus kalau reviewer luar negeri bilang bagus. Saya menyayangkan sikap seperti itu,” Yayan mengakhiri perbincangan.

 

(wyn/gur)

 

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait