Ramzi Mengajari Anak dengan Cara Memberi Contoh

Wida Kriswanti | 23 Juni 2014 | 12:09 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Mendapat kepercayaan untuk memandu sebuah acara Islami yang melibatkan anak-anak, lantas bagaimana Ramzi menerapkan pendidikan agama untuk Asila, anaknya? 

"Waktu Asila baru bisa duduk, sejak masih sangat kecil, saya dan Avi (istri) sepakat untuk memberinya contoh langsung. Entah dia lagi apa, mau melihat atau tidak, pokoknya saya salat di depannya. Biar dia melihat dan terbiasa," bilang Ramzi. "Alhamdulillah, walau salatnya masih bolong-bolong, Asila sudah merasakannya sebagai kebutuhan. Bukan lagi kewajiban," syukurnya.

Berdasarkan pengalamannya, mengajari anak-anak masa kini tidak bisa seperti dulu lagi. Dalam ingatannya, para orang tua zaman dahulu terbiasa menggunakan cara menakut-nakuti untuk mengajarkan agama kepada anak-anak. 

"Anak-anak sekarang, kalau dilarang begini atau begitu, pasti akan tanya, kenapa?" Ramzi mencontohkan. "Jadi, paling efektif, ya memberi contoh. Anak-anak nanti akan bisa menyimpulkan sendiri, kalau mama dan papa saja melakukan, berarti saya juga harus melakukannya."

Dengan benteng iman yang dibangun dari dalam rumah, Ramzi percaya, iman anaknya tidak akan mudah tergoyahkan ketika nantinya bersinggungan dengan dunia luar. Keyakinan ini pula yang membuat pemilik nama panjang Ramzi Geyz Thebe mantap untuk tidak menyekolahkan putrinya di sekolah Islam.  

"Dari taman kanak-kanak Asila kami sekolahkan di sekolah nasional plus. Sengaja tidak saya sekolahkan di sekolah Islam," beri tahu Ramzi. 

Saudara dan teman banyak yang dibuat heran dengan keputusan Ramzi. Tapi laki-laki yang berulang tahun setiap 23 Mei ini memiliki alasan kuat.

"Saya menganggap, dia harus bergaul dengan semuanya. Karena keimanan itu fondasinya ada pada diri kita, di dalam keluarga. Bukan dari luar. Kalau dari luar, kemungkinan besar bisa digoyang," duga Ramzi. "Banyak teman-teman kita yang bersekolah di sekolah Islam, ya mohon maaf, karena dilakukan dengan keterpaksaan, akhirnya malah salah arah juga."

Dengan memiliki banyak teman beragam, dari non-Muslim, etnis yang berbeda, sedikit banyak Asila akan memiliki perbandingannya sendiri. 

"Di mana pun, insya Allah, kami berharap dia kuat," harap Ramzi yang cukup sering mendapatkan bantuan bangun salat subuh dari putrinya. "Kalau sekali waktu kita lalai, bangun telat atau apa, dia suka mengingatkan, salat, salat, salat. Dapat manfaat baiknya untuk kita juga, kan?" Iya banget. 

(wida/adm)

Penulis : Wida Kriswanti
Editor: Wida Kriswanti
Berita Terkait