[EKSKLUSIF] Livi Zheng Mempersiapkan Film Hollywood Kedua

Rury Masrur | 2 Juli 2016 | 09:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Minggu sore itu, 5 Juni 2016 sekitar pukul 17.00 waktu setempat, Bintang bertemu dengan sutradara asal Indonesia yang berkarier di Hollywood, Livi Zheng (27), untuk makan malam bersama di sebuah restoran Thailand di kawasan Beverly Hills, Los Angeles, AS.

Livi Zheng datang mengenakan atasan bercorak bunga-bunga dipadu dengan celana jin ketat biru dongker plus sepatu santai warna senada dengan kombinasi cokelat—katanya, baru dibeli di sebuah factory outlet di LA.

Livi Zheng tak datang sendirian. Dia ditemani sang bunda yang kebetulan sedang berada di LA. Sambil menunggu hidangan disajikan, kami bertukar informasi soal perkembangan industri film baik nasional maupun internasional.

Sayang, dia tak banyak menyantap hidangan lantaran sedang berdiet. Dia tampak lebih langsing dibanding tahun lalu, saat menjalani pemotretan di studio Bintang.

“Awalnya beraaat banget. Sekarang, banyak mengonsumi buah-buahan saja,” ucap Livi Zheng.

Sadar akan kerasnya persaingan di Hollywood, Livi terus mengembangkan diri dalam berbagai aspek. Di tengah kesibukannya, ia menyelesaikan pendidikannya di bidang film di Universitas California Selatan, penghasil sineas andal seperti George Lucas (Star Wars), Robert Zemekis (Forrest Gump), dan Bryan Singer (X-Men).

Sejak 13 Mei 2016 lalu, Livi Zheng menyandang gelar Master of Fine Arts-Cinematic Arts, Film and Television Production. 

Wisudanya sangat meriah lantaran dihadiri beberapa nama kondang di Hollywood, seperti Robert Downey Jr. (Iron Man), sutradara pemenang Piala Oscar Alejandro G. Iñárritu yang mengantar Leonardo DiCaprio menyabet Oscar pertamanya lewat The Revenant, dan Paul Feig yang sutradara The Spy, The Heat, dan Bridesmaids.

“Tentu saja aku suka nama-nama hebat itu ada di wisudaku. Tapi kehadiran orang tuaku kebahagiaan terbesar,” kenang Livi Zheng.

Yang menarik, Livi Zheng tak memilih Hollywood sebagai materi tesisnya, melainkan budaya yang berhubugan dengan Indonesia. Livi Zheng meneliti soal karapan sapi di Pulau Garam, Madura.

Ia beralasan, tidak seharusnya putra-putri Indonesia melupakan asal-usul sekaligus memperkenalkan budaya Indonesia yang begitu kaya.

“Karapan sapi itu tidak ada di belahan bumi mana pun. Sangat menarik dari segi cerita dan dinamis dari segi visualisasi,” jelas Livi. 

Livi Zheng menceritakan beberapa proyeknya yang sedang berjalan.

“Filmku yang kedua akan tayang tahun depan, sekarang lagi post-production,” ungkap dia.

Di samping film berdurasi panjang,  Livi Zheng juga mengerjakan film pendek dan film berjudul The Lost Soul itu telah ditayangkan di Festival Film Internasional New York City pada 28 April lalu. 

The Lost Soul berkisah tentang seorang bapak tua yang menjual jiwanya kepada pemilik kegelapan lantaran putus asa. Dalam perkembangannya si bapak ingin mengambil jiwanya kembali. Dia lantas bertemu dengan peramal yang cantik jelita dan memainkan permainan berbahaya.  

Livi Zheng gembira The Lost Soul menjadi official selection untuk festival itu, juga ditayangkan di Prancis dan Spanyol Juli yang akan datang.

“Filmku ditayangkan secara internasional itu sangat menyenangkan,” ucap Livi Zheng.

Livi Zheng menjelaskan, di benua Amerika dan Eropa, penayangan film pendek itu sesuatu yang biasa. Bahkan di antara film-film pendek itu tak sedikit yang berkualitas tinggi. 

Membanggakan melihat anak muda sepertinya menembus dan lalu berkarier di Hollywood tanpa kehilangan jati dirinya sebagai orang Indonesia.  Livi Zheng tak bisa pisah dengan segala sesuatu dari Indonesia.

“Semua keperluanku sehari-hari dibeli di Indonesia. Odol, sikat gigi, sampo, dan lain-lain. Saya Indonesia banget, deh,” kata Livi Zheng sambil tertawa. 

Sebelum mengakhiri pembicaraan,  Livi Zheng menegaskan, dengan tekad kuat dan kerja keras, apa pun dia kerjakan pasti hasilnya memuaskan.

“Yuk, sekarang saatnya mengeksplorasi Hollywood,” ajak Livi Zheng, yang lantas menyusuri jalan di kawasan bergengsi Beverly Hills.

Kami meneruskan perjalanan ke area Rodeo Drive dengan berjalan kaki, kebetulan udaranya sejuk sekali.

 

(rur/gur)

 

Penulis : Rury Masrur
Editor: Rury Masrur
Berita Terkait