Hati-Hati, Anak dan Bayi Rentan Menjadi Perokok Tangan Ketiga

Rizki Adis Abeba | 28 Januari 2019 | 18:50 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Bahayanya menjadi perokok pasif, atau mereka yang terekspose asap rokok akibat orang lain merkokok di sekitar sudah banyak didokumentasikan. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat, sejak pertengahan tahun 1960-an hingga saat ini diperkirakan sudah ada 2,5 juta orang non-perokok yang meninggal dunia akibat masalah kesehatan –mulai kanker paru-paru hingga sakit jantung-- yang disebabkan posisi mereka sebagai perkokok pasif.

Kini bahaya asap rokok tidak hanya mengintai para perokok pasif yang merupakan tangan kedua, namun muncul pula posisi perokok tangan ketiga. Mereka adalah yang terpapar oleh zat residu tembakau yang menempel di benda-benda di sekelilingnya, seperti baju, sprei, furnitur, karpet, dll. Meski seberapa besar dampak kesehatan yang dialami perokok tangan ketiga masih dalam penelitian, para ahli sangat khawatir sebab perokok ketiga paling banyak terjadi pada bayi dan anak-anak.

Meski orang tua tidak merokok di sekitar anak dan anak tidak menghirup langsung asap rokok, sisa senyawa beracun dari rokok masih bisa menempel di benda-benda yang sangat mungkin bersentuhan dengan anak. Sebab residu rokok seperti nikotin dapat menempel selama berminggu-minggu bahkan bertahun-tahun. Yang lebih berbahaya, zat-zat racun tersebut tidak hanya bisa menempel di tangan dan tercium atau masuk ke dalam mulut lewat tangan, namun bisa terserap oleh kulit.

“Tidak ada seorang pun, baik anak-anak atau orang dewasa, yang kebal terhadap bahayanya eksposur pasif dari asap rokok. Orang tua harus sangat berhati-hati terutama terhadap bayi dan anak-anak,” kata Dr. Harold Farber, dokter anak spesialis pulmonologi atau penyakit yang berkaitan dengan pernapasan di Rumah Sakit Anak Texas, Amerika Serikat.

Harolf Farber mengatakan, meski orang tua merokok di tempat yang terpisah dengan anak, sisa-sisa residu rokok yang masih menempel di tubuh dan pakaian mereka dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada anak. “Saya bahkan bisa merasakan iritasi di hidung dan mata hanya dari aroma rokok yang tercium di pakaian mereka, padahal saya berada di seberang mereka di dalam ruangan,” kata Harold Farber. “Bisakah Anda membayangkan apa yang terjadi pada bayi yang digendong mereka?” tanyanya.

Meski tidak merokok di dekat anak, pastikan Anda sudah membersihkan tubuh dan pakaian ketika akan menyentuh anak. Pastikan pula tidak ada benda bekas terpapar asap rokok di sekitar anak agar anak terhindar dari bahaya menjadi perokok tangan ketiga.

(riz/bin)

Penulis : Rizki Adis Abeba
Editor: Rizki Adis Abeba
Berita Terkait