Kapan Sebaiknya Ibu Hamil Menjalani Tes Kelainan Kromosom?

Wayan Diananto | 15 April 2019 | 09:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sejumlah seleb yang hamil tahun ini dikabarkan menjalani tes NIPT atau Non-Invasive Prenatal Test. Mereka adalah Tasya Kamila, Tya Ariestya, dan Aura Kasih. Tes NIPT bermanfaat untuk mendeteksi kelainan kromosom saat hamil. Kelainan kromosom yang dimaksud yakni sindrom Patau, sindrom Edward, dan yang paling populer, sindrom Down. Hal tersebut diungkapkan oleh Senior Konsultan Diagnos, Prof. Dr. Siti Boedina, SpPK(K).

"Disebut noninvasif karena prosesnya seperti pengambilan darah biasa, yakni darah tepi ibu. Jadi tidak perlu lagi mengambil jaringan dari kandungan berupa cairan amnion atau filus janin. Tes ini tidak menganggu kehamilan ibu. Proses pengambilan darah lebih aman, itu sebabnya pemeriksaan sangat direkomendasikan untuk ibu hamil yang berisiko. Apalagi jika keluarga pasutri memiliki riwayat kelainan genetik atau sindrom," urai Siti kepada tabloidbintang.com.

Kelainan kromosom bisa dideteksi pada usia kehamilan minimal 10 minggu. Di bawah 10 minggu, kata Siti, jumlah DNA bayi belum mencukupi untuk diperiksa. Risiko kanker juga bisa dideteksi dengan pemeriksaan genetik menggunakan alat yang sama dengan tes NIPT. Bila ditemukan kelainan, pasien akan menjalani perawatan berdasarkan kondisi fisiknya. Siti menyampaikan pentingnya tes ini dalam peluncuran Diagnos Genomics di Jakarta, pekan ini.

Diagnos Genomics merupakan unit kesehatan yang bergerak di bidang laboratorium dan di tempatkan di masing-masing rumah sakit penunjang di Bunda Medik Healthcare System. Diagnos Genomics akan mendiagnosis kondisi pasien yang sebenarnya agar tim medis dapat menegakkan diagnosis dengan tepat lalu mengambil metode perawatan yang dibutuhkan. Lantas apa bedanya laboratorium ini dengan yang dimiliki rumah sakit lain?

"Walaupun memberi layanan laboratorium umum namun kami berfokus pada pemeriksaan ibu dan anak berdasarkan perkembangan ilmu biologi molekuler. Ini memungkinkan kita memahami munculnya penyakit di tingkat molekuler. Dua pasien dengan penyakit sama bisa jadi membutuhkan layanan dan pengobatan berbeda karena kondisi fisik maupun riwayat kesehatannya beda. Ini bisa ditempuh dengan pemeriksaan genetik, genomics, dan molekuler," Siti menyambung. 

Managing Director PT Bundamedik, Nurhadi Yudiantho, SE, AK, menambahkan, "Sejauh ini kami telah memiliki beberapa cabang rumah sakit di Jakarta dan sekitarnya yakni, RSU Bunda Menteng Jakarta, RSIA Bunda Menteng Jakarta, RSU Bunda Margonda, dan RSIA Bunda Ciputat Tangerang. Satu lagi ada di Padang Sumatra Barat yakni RSU Bunda Padang."

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait