Waspada! Dari Anemia Menjadi Leukemia. Kok Bisa?

Wayan Diananto | 4 Agustus 2019 | 11:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Kami pernah menulis bagaimana sutradara The Tarix Jabrix mendiang Iqbal Rais melawan leukemia. Iqbal menyebut, "Gejala awalnya anemia".

"Salah satu gejala leukemia adalah anemia. Volume darah merah berkurang tingkat produktivitasnya. Sementara sel darah putih overacting," jelas Iqbal yang sebelum meninggal bobotnya anjlok 15 kg, dari semula 65 kg.

Itu artinya, kita perlu mewaspadai anemia. Kami mengajak Anda untuk berkenalan dengan anemia dan leukemia lebih dekat.

"Leukemia (kanker darah) yaitu kondisi sel darah putih yang abnormal. Meningkatnya pembentukan sel darah putih yang immature (belum matang) di sumsum tulang dan jaringan limfoid," dr. Ariefah Jauhara menerangkan.

Gejala leukemia yaitu meningkatnya sel darah putih, menurunnya trombosit, dan anemia. Anemia adalah kondisi berkurangnya sel darah merah (Hb).

Gejala kasat mata anemia terlihat melalui warna kulit yang pucat, lemas, dan sesak karena berkurangnya Hb (zat angkut oksigen) ke jaringan tubuh.

Gejala lainnya, pasien mudah terkena infeksi dan penurunan berat badan. Lebih lanjut, penderita anemia mengalami pembesaran kelenjar getah bening, mual, muntah, dan membesarnya (bengkak) hati dan limfa. Tanpa bermaksud menakut-nakuti, jika menyerang Anda, kewaspadaan dalam bentuk kesadaran memeriksakan darah 
patut ditempuh.

"Anemia salah satu gejala leukemia. Bukan potensinya. Mohon dibedakan. Leukemia memang kegagalan sumsum tulang membentuk sel darah putih yang normal atau matang. Kalau anemia itu berkurangnya sel darah merah. Salah satunya karena zat pengangkut darah (Hb) atau kekurangan vitamin B12, asam folat, dan lain-lain," paparnya panjang.

Ingat, anemia hanyalah salah satu gejala. Bukan faktor tunggal. Mereka yang terkena kanker darah pasti menderita anemia. Tapi tidak setiap penderita anemia berujung pada leukemia. Dokter yang kerap disapa Eva ini mengingatkan anemia gejala dari berbagai penyakit. Bahkan, wanita yang sedang kedatangan tamu bulanan atau hamil pun bisa mengalami anemia.

Jika anemia bertandang, Eva menyarankan langkah pertolongan pertama. "Cari tahu penyebab anemia. Misalnya, si penderita sebelumnya mengalami perdarahan. Segera periksa akut tidaknya anemia ke dokter. Kalau Hb di bawah 7 tangani dengan transfusi darah. Kalau masih di atas 7 cukup diberikan vitamin penambah darah atau obat yang menunjang pembentukan darah," iimbuhnya.

Beberapa wanita kerap salah kaprah dalam menangani anemia. Di antaranya, tentang makanan pantangan bagi penderita anemia. Eva mengulas, sebenarnya tak ada makanan pantangan. Justru harus banyak makan, terutama mengonsumsi makanan yang kaya zat besi (salah satu pembantu pengangkut darah-red). Zat besi bisa didapat melalui sayuran hijau seperti bayam, kangkung, dan brokoli.

"Daging-daging merah, seperti daging sapi, daging kambing, daging kelinci, kacang-kacangan, susu, dan produk susu lainnya. Khusus untuk ibu hamil saya sarankan mengonsumsi asam folat. Salah satunya, bisa Anda dapatkan melalui buah kurma," Eva menukas.

Pemeriksaan darah lengkap dan sel darah tepi, salah satu prosedur yang disarankan Eva untuk memantau kesehatan darah Anda.

Ya, wanita lebih rentan terhadap anemia daripada pria. “Karena mereka mengalami menstruasi setiap bulan. Saat hamil mereka bisa mengalami anemia fisiologis," imbuh Eva.

Sejak akil balig wanita mengalami menstruasi. Banyak zat besi terbuang bersama darah haid. Ketika hamil, risiko anemia berlipat mengingat kebutuhan zat besi melonjak hingga 300 persen. Sayangnya, banyak wanita lalai menambah asupan zat besi. Hati-hati, ya Bu.

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait